kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus baru Covid-19 di Indonesia tembus rekor, ini 4 faktor pemicunya


Jumat, 19 Juni 2020 / 07:01 WIB
Kasus baru Covid-19 di Indonesia tembus rekor, ini 4 faktor pemicunya
ILUSTRASI. Rapid Test Untuk Karyawan Pusat Perbelanjaan: Pelaksanaan rapid test COVID-19 di Jakarta Barat, Rabu (17/6). Agung Podomoro Land menggelar rapid test untuk karyawan di 4 pusat perbelanjaan miliknya. Hal tersebut merupakan bagian dari pelaksanaan protokol


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terus mendaki. Itulah gambaran mengenai jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia. Tercatat, ada 1.331 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir pada Kamis (18/6/2020). Jumlah kasus baru tersebut merupakan rekor penambahan harian tertinggi dalam pencatatan kasus Covid-19 di Indonesia.  

Jumlah konfirmasi positif itu didapatkan setelah dilakukan pemeriksaan terhadap 20.650 spesimen dalam sehari. Adapun, total pemeriksaan hingga saat ini ada 580.522 spesimen dari 358.659 orang yang diambil sampelnya. Artinya, satu orang bisa diambil spesimennya lebih dari satu kali. 

Epidemiolog yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto menilai, terdapat empat faktor utama pemicu tingginya kasus baru Covid-19 tersebut. 

Baca Juga: Pasien sembuh Covid-19 naik jadi 16.798, DKI Jakarta tertinggi

1. Pelonggaran aktivitas publik

Tonang mengatakan, kebijakan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan pelonggaran, harus diakui adalah pilihan yang sulit dan pahit. "Ibarat rem dan gas. Kalau direm terus, risikonya berhenti semua. Tidak mencapai apa-apa. Kalau terus gaspol, risikonya bisa tidak terkendali," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/6/2020). 

Baca Juga: Update corona Surabaya: Penularan masih tinggi tapi 6 kelurahan ini bebas COVID-19

Menurutnya, hal ini yang hingga saat ini masih belum dapat ditemukan keseimbangan antara gas dan rem tersebut.

2. Tahapan dan kriteria kebijakan pemerintah yang belum jelas 

Dalam mencari keseimbangan antara gas dan rem tadi, Tonang berpendapat diperlukan kepemimpinan dan arah kebijakan yang jelas dari pemerintah. "Misalnya, kita longgarkan segini, kalau nanti bisa begini, kita tambah longgarnya. Kalau nanti ada begini, kita ketatkan lagi, dan seterusnya," ujar Tonang mencontohkan. 

Baca Juga: Ada 1.331 kasus corona baru di Indonesia Kamis (18/6), Jatim catat tambahan terbanyak

Menurutnya, hal tersebut harus jelas dan disampaikan di awal. Sehingga masyarakat mendapat acuan atau pegangan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Faktor testing yang agresif

Selain dua faktor tadi, melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia menurut Tonang yakni dikarenakan faktor testing yang agresif. "Oh jelas itu (testing yang agresif) dan memang itu harapannya," ucap Tonang. 

Baca Juga: Update corona Kota Depok: Jumlah RW rawan COVID-19 berkurang drastis

Namun, lanjutnya, yang sebenarnya diharapkan yakni jumlah pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) yang meningkat, tetapi jumlah yang positif menurun. Tonang menjelaskan, saat ini angka positivitas masih berkisar di angka 11,5 persen. 

"Kalau bisa, justru semakin banyak pemeriksaan PCR itu angka positivitas akan turun sampai di bawah 5%. Minimal itu dibawah 5%," papar Tonang. Apabila jumlah pemeriksaan meningkat dan bersamaan jumlah positif juga meningkat, maka sebenarnya masih banyak kasus positif yang selama ini belum terdeteksi.

4. Ada masyarakat yang masih abai 

Kemudian, faktor terakhir yang mendasari meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air yakni karena masih adanya beberapa masyarakat yang abai. "Bahwa masyarakat abai, ya ada faktor tersebut. Tapi yang lebih utama menurut saya memang soal kurangnya acuan bersama untuk mendorong partisipasi masyarakat tadi," kata Tonang. 

Baca Juga: UPDATE Corona di Jakarta Kamis (18/6) positif 9.516, sembuh 4.573, meninggal 578

Kendati demikian, imbuh dia, jangan kemudian mudah menyalahkan begitu saja. "Ya namanya masyarakat memang beragam kemampuan dan pemahamannya. Kalau tidak acuan dan pegangan, ya makin beragam implementasinya," pungkas dia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rekor 1.331 Kasus Baru Covid-19 di Indonesia, Berikut 4 Faktor Pemicunya..."
Penulis : Dandy Bayu Bramasta
Editor : Sari Hardiyanto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×