kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,90   4,55   0.49%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi: Perlu ada reformasi di bidang lembaga keuangan


Kamis, 16 Januari 2020 / 15:21 WIB
Jokowi: Perlu ada reformasi di bidang lembaga keuangan
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Seskab Pramono Anung, dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberikan keterangan usai menghadiri Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 202


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui usulan bahwa diperlukan adanya reformasi di bidang lembaga keuangan baik itu bank, asuransi, dana pensiun, maupun yang lain. 

“Ini penting dan inilah saatnya kita melakukan reform. Dulu kan tahun berapa, 2000 sampai 2005, perbankan kita pernah kita reform dan hasilnya sekarang stabilitas keuangan kita menjadi baik. Orang percaya, orang menaruh kepercayaan terhadap perbankan kita. Jadi ada apa-apa, semuanya tenang tidak tergoda untuk rush, tergoda untuk yang lain-lain,” ujar Presiden Jokowi, Kamis (16/1) dikutip dari laman setkab.go.id. 

Baca Juga: Jokowi: Pembentukan SWF dapat sedot dana minimal US$ 20 miliar

Lebih lanjut, Presiden menyampaikan bahwa lembaga keuangan non bank juga memerlukan reformasi, perlu di-reform, baik di sisi pengaturan, pengawasan maupun permodalan. 

“Penting sekali kita lakukan. Inilah saatnya di pengaturan sisi prudential, sisi transparansi, dan laporan, dan risk management-nya, semuanya. Jangan sampai ada distrust di situ sehingga mengganggu ekonomi secara umum,” tambah Presiden.

Baca Juga: Jokowi: Ini saatnya lakukan reformasi lembaga keuangan non bank

Berkaitan dengan penguatan nilai tukar rupiah, Presiden menyampaikan pasti ada yang senang dan juga tidak senang sehingga harus berhati-hati. 

“Kalau menguatnya terlalu cepat, ini juga kita harus hati-hati, ada senang ada yang tidak senang. Eksportir pasti tidak senang karena rupiah menguat, menguat, menguat sehingga daya saing kita juga akan menurun,” tambah Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×