kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jokowi: Mau goyang satu centimeter saja tidak bisa


Jumat, 08 Maret 2019 / 15:33 WIB
Jokowi: Mau goyang satu centimeter saja tidak bisa


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, dirinya bukan sekali dua kali naik Kereta Rel Listrik (KRL) sebagaimana yang dilakukannya pada Rabu (6/3) lalu, saat pulang dari menghadiri sebuah acara di Jakarta Selatan.

“Hanya saya naiknya pasti siang atau pukul 10.00 atau pukul 14.00, jadi pada posisi yang tidak banyak yang naik, ya ramai tapi sepi gitu, masih bisa duduk,” kata Presiden Jokowi saat ditanya wartawan usai meresmikan Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Segmen Bakauheni-Lematang dan Segmen Kotabaru-Terbanggi Besar) serta Terminal dan Dermaga Eksekutif Merak dan Bakauheni, di Gerbang Tol Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Jumat (8/3) dikutip dari laman Setkab.

Namun, menurut Jokowi, ada yang menyampaikan kepada dirinya kalau mau mencoba KRL itu pada pukul 06.00-08.00 pagi, dan kalau sore pukul 16.00-18.00. 

“Nah, itu dadakan saja, pas kemarin acara ada yang menyampaikan itu kan, dadakan saya sudah langsung loncat naik di Tanjung Barat, di dekat Lenteng Agung,” ungkapnya.

Jokowi menjelaskan, dirinya pulang dari sebuah acara di Lenteng Agung sengaja memilih KRL untuk melihat kondisi yang sebenarnya. Diakuinya, dirinya betul-betul merasakan betul-betul kondisi sebenarnya. “Mau bergerak saja tidak bisa, terutama yang dari Jakarta ke Depok itu mau bergerak saja tidak bisa,” ujarnya.

Oleh sebab itu, lanjut Presiden, di dalam gerbong pun banyak yang menyampaikan kepada dirinya agar ditambah keretanya. Artinya, lanjut Presiden, memang harus tambah gerbong atau tambah kereta.

Problemnya, kalau tambah kereta berarti akan banyak simpangan yang tutup terus, sudah 10 menit sekarang kalau dijadikan 5 menit berarti kan palang kereta apinya itu hanya 5 menit gini-gini terus kan. Oleh sebab itu, pekerjaan besar di Jakarta, menurut Presiden, adalah elevated, kereta api yang elevated.

“Itu saja, memang biaya besar tapi tidak ada jalan lain selain itu,” tegas Presiden seraya menambahkan, sehingga headway bisa diatur.

Jokowi menegaskan, transportasi massal harus disiapkan. Kenapa dibangun MRT (Mass Rapid Transport), kenapa dibangun LRT (Light Rail Transit), menurut Presiden, karena memang kebutuhan di DKI akan transportasi massal itu sudah terlambat.

“Ya tadi pas jam-jam seperti itu coba, mau Goyang 1 centimeter saja tidak bisa. Kita bisa agak longgar, agak longgar itu pun masih berdiri, itu setelah dari Depok menuju Bogor karena yang turun sudah agak banyak,” pungkas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×