Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Baca Juga: Meski jadi pusat visi AS, Trump melewatkan KTT ASEAN untuk ketiga kali
Pada pertemuan East Asia Summit (EAS), yang merupakan KTT terakhir, Presiden menyampaikan bahwa tahun 2020 adalah tahun yang sangat berat bagi semua, namun kesulitan tersebut akan dapat diatasi dengan bekerja sama.
“Presiden mengirim pesan yang sangat kuat bahwa sebagai forum dialog tingkat pemimpin, EAS harus terus digunakan untuk membangun strategic trust untuk memperkuat kerja sama,” ujar Menlu.
Modal EAS sangat besar, karena lima anggota EAS duduk dalam Dewan Keamanan PBB, delapan anggotanya tergabung dalam G20, serta EAS mewakili 54 persen penduduk dan 58 persen GDP dunia. Dengan potensi ini, maka kesepakatan dan upaya apapun yang dilakukan oleh EAS pasti berdampak besar bagi kawasan dan dunia.
Dalam pertemuan, Presiden menyampaikan, pertama, EAS harus meningkatkan kerja sama ketahanan kesehatan. Isu kesehatan sudah menjadi prioritas dalam EAS dan harus mendapat perhatian lebih besar.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan, dalam waktu dekat ketersediaan vaksin Covid-19 di kawasan adalah sebuah keharusan, sementara dalam jangka panjang kawasan harus lebih siap mengantisipasi pandem.
“Beberapa hal yang perlu dipertahankan, menurut Presiden, antara lain sistem peringatan dini, mekanisme obat-obatan, peralatan medis darurat, pembentukan inventory buffer di kawasan untuk alat kesehatan, serta kapasitas industri kesehatan maupun riset teknologi kesehatan,” terang Menlu.
Baca Juga: Draf aturan turunan UU Cipta Kerja sektor ketenagakerjaan kelar pekan depan
Pernyataan Presiden ini, imbuhnya, merupakan sebuah konsistensi dari pesan yang disampaikan selama KTT berlangsung. Kedua, Presiden menyampaikan bahwa EAS harus menjadi penggerak perdamaian dan stabilitas dunia.
“Bibit perpecahan dan konflik tidak boleh dibiarkan, persatuan harus di kedepankan dalam melawan Covid-19,” kutip Menlu.
Presiden mengingatkan kembali nilai dan norma yang ada di “Bali Principle”, mulai dari penghormatan kedaulatan, penyelesaian masalah secara damai, hingga menghormati hukum internasional. Ia juga menyampaikan pentingnya mengedepankan dialog dan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Semangat inilah yang diusung dalam ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Dengan outlook ini, ASEAN mengundang semua negara EAS untuk bekerja sama menciptakan Indo-Pasifik yang damai dan sejahtera,” pungkas Menlu mengutip pernyataan Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News