Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Perdagangan mencatat kinerja ekspor Indonesia pada semester I-2025 mengalami pertumbuhan positif.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan, total nilai ekspor nasional sepanjang Januari–Juni 2025 mencapai US$ 135,41 miliar atau tumbuh 7,7% dibanding periode yang sama tahun lalu senilai US$ 125,73 miliar.
Peningkatan kinerja ekspor tersebut turut mendorong surplus neraca perdagangan menjadi US$ 19,48 miliar, naik dari US$15,58 miliar pada semester I-2024.
“Tujuan ekspor utama masih didominasi oleh RRT (China), disusul Amerika Serikat (AS), India, Jepang, dan Malaysia,” ujar Budi dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2025, Selasa (5/8/2025).
Baca Juga: Surplus Perdagangan RI Berlanjut, tapi Tekanan Terhadap Rupiah Masih Kuat
Adapun surplus perdagangan terbesar tercatat dari AS sebesar US$ 9,9 miliar, diikuti India, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Secara kawasan, ASEAN menjadi kontributor surplus terbesar senilai US$ 9,5 miliar, disusul Uni Eropa sebesar US $3,7 miliar, dan IAU (Israel, Australia, dan Uni Emirat Arab) sebesar US$ 0,007 miliar.
Budi optimistis ekspor Indonesia akan terus meningkat seiring penyelesaian sejumlah perjanjian dagang strategis. “Kita baru menyelesaikan perundingan dengan EU dan IAU. Ke depan, peluang ekspor akan terbuka lebih besar,” katanya.
Dari sisi struktur, ekspor Indonesia masih didominasi oleh produk industri pengolahan dengan kontribusi 83,81%, disusul pertambangan 13,55%, dan pertanian 2,64%.
Menariknya, sektor pertanian mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 49,77% secara tahunan, diikuti industri pengolahan 16,57%. Sementara itu, ekspor dari sektor pertambangan dan lainnya mengalami kontraksi 25,21%.
Di antara negara tujuan, Swiss menjadi negara dengan pertumbuhan ekspor tertinggi, melonjak 111,2% pada semester I-2025. Negara lainnya yang mencatat pertumbuhan signifikan antara lain Arab Saudi, Thailand, Bangladesh, dan Singapura.
Dari sisi kawasan, pertumbuhan ekspor tertinggi tercatat ke Asia Tengah 92%, Amerika Barat 57%, Amerika Timur 52%, dan Amerika Selatan 48%, dan Afrika Selatan 43%.
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Menyusut Jadi US$ 4,10 Miliar pada Juni 2025
Sementara itu, komoditas unggulan dengan pertumbuhan ekspor tertinggi mencakup kakao dan olahannya, kopi, teh dan rempah, timah dan turunannya, aluminium, serta berbagai produk kimia.
Kemudian dari sisi impor, struktur impor Indonesia masih didominasi bahan baku dan penolong dengan porsi 71,38%, barang modal 19,84%, dan barang konsumsi 8,7%. Barang modal mencatat pertumbuhan impor sebesar 20%, sedangkan barang konsumsi turun 2,47%, dan dan bahan baku atau penolong naik 2,58%.
Budi menyebut pemerintah akan terus mendorong pembukaan pasar melalui penyelesaian perjanjian perdagangan.
“Seperti IEU-CEPA, kemudian Indonesia-Kanada, Indonesia-Peru, IA-IU, serta Indonesia-Tunisia yang mudah-mudahan tahun ini bisa kita selesaikan,” pungkasnya.
Selanjutnya: AXA Financial Indonesia (AFI) Tawarkan Co-Payment Meski OJK Tunda Regulasi Wajib
Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok, Rabu 6 Agustus 2025: Keuangan dan Karier Leo Bersinar Terang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News