kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi bagikan 7.000 sertifikat tanah untuk warga Bogor


Selasa, 25 September 2018 / 10:20 WIB
Jokowi bagikan 7.000 sertifikat tanah untuk warga Bogor
ILUSTRASI. PENYERAHAN SERTIFIKAT TANAH UNTUK RAKYAT


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo membagikan 7.000 sertifikat tanah bagi warga Bogor, Jawa Barat. Hal itu merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam mencetak tujuh juta sertifikat tanah di tahun ini.

Presiden bercerita, setiap datang ke berbagai provinsi selalu mendapatkan keluhan soal sengketa dan konflik tanah. Pasalnya, dari 126 juta bidang tanah yang harusnya bersertifikat, baru ada 46 juta sertifikat di 2015.

"Dari 126 juta baru 46 juta berarti masih kurang 80 juta sertifikat tanah yang belum. Setiap tahun saya cek. Kita ini hanya keluar itu 500.000- 800.000, saya hitung berarti masih kurang 80 juta berarti masih nunggu bapak ibu 160 tahun. Mau enggak?," jelas Presiden di Stadion Luar Pakansari Bogor, Selasa (25/9).

Maka itu ia perintahkan Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk mengejar hal ini, lantaran, rakyat menunggu untuk dilayani sertifikat yang murah dan tak berbelit-belit.

"Pungut sana, sini. Ya betul saya tahu. Saya pernah jadi rakyat, pernah ngurus sertifikat, saya perintahkan oleh karena itu kepada menteri saya titip, tahun 2017 harus keluar sertifikat lima juta," tegas Presiden.

Bahkan di tahun depan, dirinya akan menaikkan target penerbitan sertifikat tanah menjadi sembilan juta. Alasannya, sertifikat merupakan bukti dalam perkara sengketa tanah. Tak hanya itu, sertifikat juga bisa digunakan masyarakat untuk dipakai sebagai agunan ke bank.

"Bisa mencicil tidak ke bank? Kalau tidak bisa, jangan. Dihitung betul. Misalnya ini, tanahnya besar, pinjam ke bank, dapat Rp 300 juta. Hati-hati Rp 300 juta itu uang pinjaman. Jangan sampai Rp 150 juta beli mobil. Gagah pulang ke kampung. Hati-hati itu duit pinjaman," tutup Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×