Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemerintah sudah menyiapkan pertahanan pangan menjelang hari raya Lebaran. Dalam hal ini, pemerintah telah memberikan rekomendasi impor beras sebesar 10.000 ton untuk stok Lebaran.
Asisten Deputi Urusan Moneter Neraca Pembayaran dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Pambudi mengatakan rekomendasi impor beras 10.000 ton tersebut dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian.
Untuk implementasinya hingga sekarang ini pemerintah belum mengeksekusi impor beras. "Karena kebutuhannya belum ada. Stok masih cukup," ujarnya, Selasa (7/7).
Berdasarkan pantauan Kemenko, stok beras masih cukup untuk menghadapi Lebaran. Melihat laporan dari Pasar Induk Cipinang pada Juni 2015, masuknya beras pada Juni lebih tinggi dibanding rata-rata. Biasanya stok beras masuk antara 2.500-3.000 ton per hari, namun pada Juni naik menjadi 3.500 ton per hari.
Persediaan dan ketahanan stok Badan Urusan Logistik (Bulog) pun kurang lebih 1,5 juta ton. Realisasi penyaluran beras miskin (raskin) dari Januari-Juni 2015 sudah mencapai 1,4 juta ton atau 77,65% dari target.
Alhasil, secara total net stok beras atau stok bersih beras pada bulan Juni kurang lebih mencapai 370.000 ton. Posisi beras ini masuk dalam kategori cukup.
Kalaupun membutuhkan impor, menurut Edi, pemerintah akan melihat terlebih dahulu perkembangan data terbaru yang masuk dari hasil produksi berbagai daerah. Jangan sampai kegiatan impor yang dilakukan pemerintah memukul harga di tingkat petani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News