Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Bulog menjamin beras untuk rumah tangga miskin (raskin) yang disalurkan memiliki kualitas bagus. Program beras raskin tetap ada, namun memilki kualitas sama dengan beras medium yang dijual dalam bentuk kemasan di pasar saat ini.
Dalam rangka mengantisipasi keluhan beras raskin yang tidak bagus. Bulog telah menetapkan strategi dengan merubah image program pemerintah dalam bentuk raskin yang dipenuhi dengan beras medium berkualitas baik. Sehingga kedepan tidak ada lagi beras raskin yang kualitasnya jelek seperti: berkutu, banyak terdapat gabah dan berbau.
"Caranya dimulai dengan seleksi pengadaan yang ketat dan kontrol kualitas saat pengeluaran termasuk pengemasan beras untuk program raskin (15 kg/zak) dilakukan untuk kebutuhan maksimal 2 bulan. Sehingga beras medium berkualitas baik yang akan diedarkan," kata Wahyu, Direktur Pengadaan pada Rabu (24/6).
Beras raskin ditujukan untuk rumah tangga sasaran 15,5 juta. Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) 36/20 menetapkan subdisi pangan sebesar Rp 8.325 per kilogram (kg). Di atas kertas, kebutuhan beras raskin setahun sebesar 3 juta ton.
Bulog menargetkan serapan tambahan hasil panen bisa mencapai 2 juta ton. Jika saat ini, total pengadaan beras di Bulog telah mencapai 1,5 juta ton. Maka, sampai akhir tahun total pengadaan beras di Bulog mencapai 3,2 juta ton.
Bulog juga berencana menambah porsi beras premium untuk tahun ini. Langkah ini dilakukan sebagai antisipasi meredam harga beras medium yang sewaktu-waktu naik. Pengadaan beras premium Bulog ditargetkan mencapai 800.000 ton sampai akhir tahun.
Tahun lalu stok beras premium Bulog sebesar 200.000 ton. Sisa waktu enam bulan, Bulog menargetkan beras premium bisa mencapai 800.000 ton atau naik empat kali lipat. Orientasi memiliki stock beras premium untuk menjaga harga di pasar stabil. Sebab yang membuat harga beras tinggi bukan beras raskin tapi beras premium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News