kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,15   5,40   0.60%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga kinerja ekspor, Kemendag siapkan strategi jangka pendek dan menengah


Senin, 21 September 2020 / 00:30 WIB
Jaga kinerja ekspor, Kemendag siapkan strategi jangka pendek dan menengah


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) ingin agar kinerja ekspor nasional tetap terjaga baik di masa pandemi maupun masa-masa setelahnya. Untuk itu, Kemendag tengah menyiapkan strategi jangka pendek dan menengah.

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, strategi jangka pendek yang tengah disiapkan terbagi ke dalam dua fokus pendekatan, yakni pendekatan produk dan pasar.

Setidaknya, terdapat beberapa produk yang menjadi fokus dalam strategi ini, salah satu di antaranya yaitu produk-produk yang permintaannya tumbuh positif di pasar ekspor selama pandemi corona (covid-19) seperti produk makanan dan olahan, alat-alat kesehatan, produk pertanian, produk perikanan, serta produk agro industri.

Selain itu, pemerintah juga akan fokus menggenjot kinerja ekspor produk-produk yang diperkirakan akan pulih setelah pandemi usai seperti produk otomotif, alas kaki, dan elektronik, serta produk-produk baru yang muncul akibat pandemi covid-19 seperti produk farmasi dan produk-produk ekspor baru yang merupakan hasil relokasi dari beberapa negara ke Indonesia.

Baca Juga: Kelangsungan pasokan bahan baku ekspor kertas daur ulang jadi perhatian pemerintah

Untuk strategi pendekatan pasar, pemerintah akan fokus melakukan pengembangan pasar ekspor di negara-negara  yang sudah maupun baru mulai pulih dari pandemi corona hingga satu tahun ke depan.

“Negara yang sudah atau mulai  sudah pulih misalnya seperti Australia, Selandia Baru, negara Uni Eropa seperti Inggris, Jerman, Italia, Perancis, negara di wilayah Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab, Saudi Arabia, Kuwait, dan Qatar, dan kawasan afrika seperti Aljazair serta kawasan Amerika seperti Kanada dan Meksiko,” sebut Agus dalam paparannya pada acara bertajuk Lecture of the Year, Jakarta Marketing Week 2020 yang dihelat secara virtual, Minggu (20/9).

Perhatian Kemendag tidak hanya tertuju pada strategi jangka pendek. Saat ini, Kemendag juga tengah menyiapkan strategi jangka menengah dengan mengkaji produk-produk yang memiliki kekuatan di pasar mancanegara.

Ada 3 produk yang menjadi perhatian pemerintah dalam menyusun strategi jangka menengah, yaitu excellent product atau produk yang memiliki market power di negara tujuan ekspor, emerging product atau produk yang memiliki tren peningkatan kinerja ekspor selama  lima tahun terakhir dan loosing product atau produk yang memiliki tren penurunan kinerja ekspor pada lima tahun terakhir.

Dalam menjalankan strategi-strategi di atas, Kemendag akan memaksimalkan peran perwakilan perdagangan RI yang meliputi Indonesia Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) dan atase perdagangan, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), Konsuldag,  dan Duta Besar Indonesia untuk World Trade Organization (WTO).

Baca Juga: Kementan temukan sebanyak 48.705 ton bawang putih yang diimpor tanpa RIPH

Peran para perwakilan perdagangan RI tersebut beragam, diantaranya meliputi;

(1) menginformasikan non tariff measure dan non tariff barriers yang menjadi hambatan masuknya produk indonesia serta aturan negara setempat yang diduga melanggar ketentuan WTO,

(2) memantau pemanfaatan dan skema perdagangan yang sudah diimplementasikan,

(3) membantu penyelesaian dagang dengan negara akreditasi,

(4) menggali  dan menyampaikan informasi peluang ekspor barang dan jasa serta menarik investasi sektor barang akreditasi, serta

(5) melakukan pendekatan intensif kepada sejumlah negara di Afrika dan Timur Tengah agar  merespon usuan indonesia untuk merundingkan PTA (preferential trade agreement) serta mendukung gerakan pemulihan ekspor nasional.

Selain menyampaikan strategi ekspor ke depan, Agus juga memaparkan capaian realisasi kinerja ekspor Indonesia di  delapan bulan pertama tahun ini.

Baca Juga: Kementan tegaskan tak pernah bebaskan RIPH bawang putih

Dalam paparan tersebut, ia menuturkan bahwa kinerja ekspor RI sepanjang Januari - Agustus 2020 mencapai sebesar US$ 103,15 miliar atau turun 6,51% dibanding periode sama tahun lalu, sementara realisasi impor RI pada di sepanjang Januari - Agustus 2019 mencapai US$ 92,10 miliar atau turun `8,06% dibanding realisasi periode sama tahun lalu.

Dengan capaian tersebut, RI  tercatat masih membukukan surplus perdagangan sebesar US$ 11,05 miliar, namun Agus mengingatkan bahwa Indonesia tetap tidak boleh lengah, sebab surplus yang dipicu oleh realisasi impor yang turun secara signifikan.

Selanjutnya: PSBB Jakarta diperketat, ini syarat keluar masuk Jakarta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×