kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.690   14,00   0,08%
  • IDX 8.602   80,24   0,94%
  • KOMPAS100 1.193   12,91   1,09%
  • LQ45 865   7,60   0,89%
  • ISSI 304   4,46   1,49%
  • IDX30 446   2,37   0,53%
  • IDXHIDIV20 515   2,35   0,46%
  • IDX80 134   1,57   1,18%
  • IDXV30 138   1,84   1,35%
  • IDXQ30 142   0,70   0,49%

Investasi Rp 158 Triliun Mengalir ke IKN, Namun Fondasi Ekonomi Dinilai Belum Kokoh


Rabu, 26 November 2025 / 15:40 WIB
Investasi Rp 158 Triliun Mengalir ke IKN, Namun Fondasi Ekonomi Dinilai Belum Kokoh
ILUSTRASI. Pembangunan IKN: Progres pembangunan gedung di Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (8/6/2023). Komitmen investasi jumbo sebesar Rp 158,73 triliun yang dikantongi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) lewat skema KPBU kembali menjadi sorotan.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Komitmen investasi jumbo sebesar Rp 158,73 triliun yang dikantongi Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) lewat skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) kembali menjadi sorotan.

Besarnya nilai komitmen ini dipandang belum sepenuhnya mencerminkan kesiapan ekonomi dasar di IKN sebagai pusat pertumbuhan baru.

Pengamat Infrastruktur dan Tata Kota, Yayat Supriatna, menilai daya tarik IKN saat ini masih bertumpu pada statusnya sebagai ibu kota politik. 

Aktivitas ekonomi di kawasan tersebut masih didominasi pembangunan fasilitas pemerintahan, birokrasi, dan kebutuhan aparatur negara. 
Menurutnya, situasi ini berbeda dengan konsep ibu kota ekonomi yang biasanya memiliki sektor unggulan jelas sebagai motor pertumbuhan.

Baca Juga: Rosan Sebut Butuh Investasi Rp 13.000 Triliun untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 8%

Yayat menekankan pentingnya kehadiran “mata air ekonomi” atau sektor utama yang bisa menjadi penggerak investasi jangka panjang. Tanpa fondasi sektor primer atau industri bernilai tambah tinggi, investor akan cenderung masuk hanya untuk proyek yang melayani kebutuhan dasar kota pemerintahan.

“Pertanyaannya, sektor apa yang akan menjadi mesin ekonomi IKN? Jika manufaktur yang ingin digenjot, berarti harus ada industri pengolahan yang mampu menyerap tenaga kerja dan menciptakan rantai nilai,” ujar Yayat, Rabu (26/11/2025). 

Ia menambahkan, jika sektor primer seperti manufaktur, pertambangan, atau hilirisasi tidak menjadi fokus, maka investasi akan berhenti pada pembangunan fasilitas pendukung seperti perkantoran, air bersih, utilitas, pendidikan, dan kesehatan.

Dengan populasi IKN yang nantinya didominasi ASN, legislator, dan unsur pemerintahan, Yayat menilai minat investor cenderung akan terbatas pada proyek hunian dan fasilitas layanan dasar. 

Baca Juga: Allianz Life Catat Hasil Investasi Rp 31 Miliar hingga Mei 2025

Karena itu, komitmen Rp 158 triliun masih dianggap sebagai bentuk optimisme, bukan angka yang serta-merta menggambarkan kesiapan realisasi cepat.

“Angka Rp 150 triliun itu adalah angka optimisme. Tantangannya adalah kapan realisasinya. Keterbukaan soal progres menjadi penting agar publik bisa menilai bahwa IKN benar-benar berkembang,” ujar Yayat.

Di sisi lain, OIKN memastikan proses investasi melalui KPBU terus berjalan. Kepala OIKN Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa pihaknya telah memperoleh total komitmen investasi Rp 158,73 triliun.

Dari jumlah tersebut, proyek senilai Rp 5,63 triliun telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Basuki memaparkan bahwa komitmen itu dikantongi dari 17 badan usaha, dengan peminat terbesar berasal dari sektor hunian. Tercatat 11 badan usaha mengajukan minat investasi senilai total Rp 64,31 triliun. 

Sisanya, enam badan usaha membidik proyek infrastruktur jalan dan Multi Utility Tunnel (MUT) dengan nilai investasi Rp 94,42 triliun.

Di sektor hunian, dua pemrakarsa telah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Keuangan. PT Intiland Development Tbk (DILD) mengajukan investasi Rp 2,89 triliun untuk membangun 109 rumah tapak dan 41 rumah susun.

Baca Juga: Resmikan Pabrik dengan Investasi Rp 3,3 Triliun, Minuman Pepsi Bakal Kembali ke RI?

Sementara PT Nindya Karya (Persero) berkomitmen Rp 2,74 triliun untuk pembangunan delapan tower rumah susun.

Selain itu, masih terdapat sembilan calon pemrakarsa lainnya dengan potensi investasi Rp 58,68 triliun. Beberapa di antaranya adalah Ciputra Group yang berminat membangun 10 tower rusun dan 20 rumah tapak, serta PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang membidik delapan tower rusun. 

Investor asing juga mulai masuk, seperti konsorsium Samsung C&T dan Brantas Abipraya yang berencana mengembangkan 21 tower rusun, serta IJM Corporation Berhad dari Malaysia yang menargetkan proyek 20 tower rusun.

Daftar peminat turut mencakup PT Daya Mulia Turangga (DMT), Maxim Properties, PJ-IC International, Hutama Karya, dan Triniti Land.

Sementara itu, pada sektor infrastruktur jalan dan MUT, nilai investasinya jauh lebih besar. China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) menjadi salah satu investor terbesar dengan komitmen Rp 27,7 triliun untuk proyek jalan sepanjang 31,36 km di SWP-1B. 

Diikuti HEC & IJM yang menyiapkan dana Rp 24,4 triliun untuk proyek sepanjang 26,9 km di SWP-1C.

Baca Juga: Tarif Impor AS Turun, Prasasti Menilai RI Fokus Jaga Fondasi Ekonomi Lewat Investasi

Badan usaha lain yang tertarik pada proyek serupa adalah PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dengan estimasi investasi Rp 16,35 triliun; Adhi Karya Rp 9,8 triliun; konsorsium DMT Rp 9,57 triliun; serta kerja sama Nindya Karya dan Brantas Abipraya dengan nilai investasi Rp 6,6 triliun.

Dengan deretan raksasa properti dan kontraktor yang masuk, OIKN yakin ekosistem pembangunan IKN dapat terus bergerak. 

Meski demikian, keberhasilan jangka panjang tetap bergantung pada kehadiran sektor ekonomi utama yang mampu menarik investasi berkelanjutan dan menjadikan IKN lebih dari sekadar pusat pemerintahan.

Pemerintah kini dihadapkan pada tantangan besar: memastikan komitmen triliunan rupiah tersebut benar-benar bertransformasi menjadi pembangunan fisik yang terukur dan memperkuat fondasi ekonomi IKN dalam jangka panjang.

Selanjutnya: KPK Lelang Rumah Setya Novanto di NTT

Menarik Dibaca: Ramalan Kesehatan Shio Tahun 2026, Jangan Abaikan Stres!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×