kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.966.000   6.000   0,31%
  • USD/IDR 16.765   92,00   0,55%
  • IDX 6.749   26,11   0,39%
  • KOMPAS100 973   5,13   0,53%
  • LQ45 757   3,47   0,46%
  • ISSI 214   1,25   0,59%
  • IDX30 393   1,62   0,42%
  • IDXHIDIV20 470   -0,32   -0,07%
  • IDX80 110   0,74   0,67%
  • IDXV30 115   -0,27   -0,24%
  • IDXQ30 129   0,23   0,18%

Investasi Hilirisasi Tembus 29,3%, Tertinggi dalam 3 Tahun Terakhir


Selasa, 29 April 2025 / 15:51 WIB
Investasi Hilirisasi Tembus 29,3%, Tertinggi dalam 3 Tahun Terakhir
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM dan CEO Danantara, Rosan Roeslani di Jakarta.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Realisasi investasi pada sektor hilirisasi mencatat lonjakan signifikan pada Triwulan I Tahun 2025, mencapai Rp 136,3 triliun atau setara 29,3% dari total investasi nasional periode tersebut. 

Angka ini jauh melampaui tren rata-rata tiga tahun terakhir yang berkisar pada 23–24%.

Secara tahunan (YoY), nilai investasi hilirisasi tumbuh 79,82%, sementara secara kuartalan (QoQ) meningkat 1,04%. 

Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani, menyatakan bahwa peningkatan ini menandai arah baru dalam peta investasi hilirisasi Indonesia. 

Pasalnya, selama ini investasi hilirisasi cenderung terkonsentrasi di sektor nikel dan turunannya. Namun, sekarang tembaga mulai menunjukkan geliat yang signifikan. Hal yang sama juga terjadi pada kelapa sawit dan bauksit.

Baca Juga: Nasib 4 IUP Tambang Antam yang Dicabut Ada di Tangan BKPM

"Kita lihat bauksit akan menjadi salah satu yang pertumbuhannya dalam hilirisasi akan meningkat cukup pesat ke depannya," ujar Rosan dalam Konferensi Pers di Jakarta, Selasa (29/4).

Tercatat, sektor mineral mendominasi dengan kontribusi Rp 97,60 triliun, di mana nikel menjadi penyumbang utama sebesar Rp47,82 triliun, diikuti oleh tembaga sebesar Rp17,70 triliun dan bauksit sebesar Rp12,84 triliun. 

Sementara sektor perkebunan dan kehutanan menyumbang Rp31,13 triliun, dengan kelapa sawit dan kayu log sebagai kontributor utama dengan masing-masing mencapai Rp 15,26 triliun dan Rp 11,79 triliun.

Rosan juga menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah (value added) dari komoditas strategis seperti kelapa sawit. 

"Kelapa sawit ini juga sudah berjalan lama dan kita akan coba lebih dorong pada produk turunannya sehingga value addednya itu bisa tercapture dan penciptaan lapangan pekerjaan yang lebih signifikan," katanya.

Ia juga menyoroti potensi besar dari sektor bauksit yang selama ini belum berkembang pesat. Menurutnya, bauksit akan menjadi salah satu motor pertumbuhan hilirisasi ke depan.

Tak hanya sektor darat, pengembangan hilirisasi di sektor kelautan pun mendapat perhatian. 

Investasi di sektor perikanan dan kelautan tercatat Rp 1,03 triliun, mencakup komoditas seperti rumput laut, ikan nila, tuna, dan rajungan.

"Bagaimana pengembangan dari hilirisasi di bidang fishery ini atau kelautan ini akan kita dorong sehingga komoditasnya juga akan makin bervariasi dan makin banyak,” ujarnya.

Sementara itu, investasi hilirisasi di bidang minyak dan gas bumi mencapai Rp 6,55 triliun, yang berasal dari minyak bumi sebesar Rp 3,13 triliun dan gas bumi sebesar Rp 3,42 triliun.

Baca Juga: BKPM Akui Ada Perampingan dalam Rencana Investasi CATL di Ekosistem Baterai RI

Selanjutnya: Kemenko Perekonomian Penyeimbang Defisit Perdagangan AS Cukup Impor Energi&Agrikultur

Menarik Dibaca: Ketika BaZi Menjadi Alat Baca Diri di Era Sains dan Teknologi, Ini Penjelasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×