kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.358   57,00   0,35%
  • IDX 7.287   95,00   1,32%
  • KOMPAS100 1.038   11,82   1,15%
  • LQ45 788   8,41   1,08%
  • ISSI 242   4,64   1,96%
  • IDX30 408   5,59   1,39%
  • IDXHIDIV20 466   2,70   0,58%
  • IDX80 117   1,36   1,18%
  • IDXV30 118   0,01   0,01%
  • IDXQ30 130   1,58   1,23%

Ada Gejolak Global, Wamenkeu Anggito Ungkap Lima Jurus Perkuat Perpajakan Nasional


Kamis, 17 Juli 2025 / 11:25 WIB
Ada Gejolak Global, Wamenkeu Anggito Ungkap Lima Jurus Perkuat Perpajakan Nasional
ILUSTRASI. Wamenkeu Anggito menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan lima strategi utama memperkuat sistem perpajakan nasional


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA  Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Anggito Abimanyu menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat sistem perpajakan nasional sebagai respons atas meningkatnya ketegangan geopolitik, perang dagang, dan tren proteksionisme global yang berdampak pada stabilitas ekonomi domestik.

Pernyataan tersebut disampaikan Anggito saat menghadiri 16th Asia Pacific Tax Forum yang digelar di Jakarta pada Rabu (16/7).

Menghadapi dinamika tersebut, Anggito menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan lima strategi utama memperkuat sistem perpajakan nasional.

Pertama, Kementerian Keuangan melakukan joint program pertukaran data lintas institusi, baik itu di internal Kemenkeu antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, Ditjen Bea dan Cukai, Ditjen Anggaran, maupun dengan kementerian lainnya terkait dengan ekonomi dan investasi. 

“Kami baru memulai tahun ini dan kami ingin memperluasnya. Saya pikir kita punya ide untuk mengintegrasikan semua informasi bersama-sama sehingga dapat melihat di mana letak transaksi untuk memberikan kebijakan pajak yang adil dan transparan,” kata Anggito dalam keterangannya, Kamis (17/7).

Baca Juga: Juli 2025 Masih Ada Pemutihan Pajak Mobil Motor Di Jabar, Iuran SWDKLLJ Juga Didiskon

Kedua adalah melakukan penguatan pengawasan transaksi digital, baik domestik maupun luar negeri. 

Ketiga, penyesuaian tarif bea masuk dan perluasan cukai untuk mendukung hilirisasi industri serta tujuan kesehatan dan lingkungan.

Menurutnya, dengan deglobalisasi dan proteksionisme, masing-masing negara harus memiliki perlindungan yang baik.

"Itulah sebabnya kami memperkenalkan banyak solusi perdagangan dan hilirisasi industri. Jadi, kita dapat menggunakan berbagai jenis instrumen pajak, bea dan cukai untuk mencapai berbagai tujuan ekonomi,” tutur Anggito.

Keempat, optimalisasi penerimaan dari sumber daya alam. Sesuai dengan arahan Presiden Prabowo, ia memastikan bahwa pengusaha yang memiliki bisnis dan mengekstraksi sumber daya alam Indonesia harus membayar kembali kepada ekonomi Indonesia. 

Dan yang kelima, pengembangan sistem inti terpadu, yaitu Coretax, CEISA, dan SIMBARA, untuk meningkatkan transparansi dan kepatuhan.

“Ini untuk meningkatkan kepatuhan, integrasi data, transparansi, dan memperkuat administrasi perpajakan dan bea cukai,” ungkapnya.

Baca Juga: Insentif Pajak dan Subsidi Listrik Dinilai bisa Atasi Pelemahan Ekonomi Semester II

Forum pajak tahunan ini mempertemukan pembuat kebijakan, akademisi, dan praktisi perpajakan dari kawasan Asia-Pasifik. 

Pemerintah Indonesia menyampaikan apresiasi atas partisipasi aktif seluruh pihak dan berharap forum ini menghasilkan solusi konkret dan aplikatif dalam menghadapi tantangan global.

“Saya harap ini akan menjadi diskusi yang bermanfaat untuk menghasilkan solusi konkret yang dapat ditindaklanjuti dengan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi dalam mengatasi berbagai tantangan global,” pungkasnya.

Selanjutnya: JLL Kelola Operasional Bali International Hospital di KEK Sanur

Menarik Dibaca: JLL Kelola Operasional Bali International Hospital di KEK Sanur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×