Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) segera mengimplementasikan Sistem informasi Monitoring Devisa terIntegrasi Seketika (SiMoDIS) mulai tahun depan.
SiMoDIS adalah sistem pengelolaan data dan informasi, serta sistem monitoring kepatuhan dan pemantauan devisa hasil ekspor impor dari kepabenan dan arus uang keluar dan masuk yang diperoleh dari financial transaction messaging system (FTMS) dan bank, secara seketika (real time).
Dengan integrasi data dan informasi arus barang dan devisa hasil ekspor impor antara BI dan DJBC, Deputi Gubernur BI Destry Damayanti mengatakan proses pengumpulan data devisa hasil ekspor (DHE) bisa menjadi jauh lebih cepat.
DHEBaca Juga: Integrasi data DHE, impelementasi SiMoDIS efektif per Januari 2020
Data DHE tersebut sangat penting bagi BI untuk dapat mengetahui posisi suplai dan permintaan valas, terutama dolar AS, di dalam negeri secara akurat sehingga dapat merumuskan kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas kurs rupiah.
“Selama ini BI memang sudah mendapatkan data DHE, tapi ada lagging satu bulan data dari perbankan sehingga dalam membuat forecast kami terkadang jadi kurang akurat. Sekarang, dengan SiMoDIS, data bisa kami dapatkan secara seketika,” tutur Destry dalam konferensi pers Implementasi SiMoDIS di Kantor Pusat DJBC, Jumat (27/12).
Ia menjelaskan, SiMoDIS memungkinkan BI untuk memperoleh data arus barang ekspor impor yang selama ini dicatatkan oleh DJBC. Hanya dalam hitungan satu hari (H+1), data tersebut sudah masuk ke sistem BI dan dapat langsung diperbandingkan dengan data keuangan yang sudah ada.
Dengan begitu, SiMoDIS mendorong efektivitas dan efisiensi pelaporan transaksi ekspor impor melalui teknologi informasi lantaran mengurangi time-lag rekonsiliasi data ekspor impor dengan data DHE dan DPI serta mengurangi beban pelaporan.
Selain itu, kata Destry, SiMoDIS juga dapat menghasilkan data yang lebih berkualitas lantaran sistem monitoring menganut prinsip counter-checking.
“Artinya ada pemeriksaan secara otomatis dulu oleh sistem, kemudian ditindaklanjuti lagi secara langsung sehingga dapat menekan risiko operasional juga,” jelasnya.
Baca Juga: BI sempurnakan aturan untuk tingkatkan efektivitas DHE, ini tanggapan ekonom
Terakhir, integrasi data melalui SiMoDIS juga mendukung analisis pertumbuhan perekonomian yang dilakukan BI terkait dengan kondisi defisit transaksi berjalan (CAD), neraca perdagangan, dan utang luar negeri.
“Akurasi data transaksi devisa hasil ekspor dan impor yang lebih baik tentu penting agar upaya pengelolaan CAD lebih optimal dan kami saat membuat kebijakan juga bisa lebih tepat,” tandas Destry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News