Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Sektor minyak dan gas (migas) menjadi sektor yang paling krusial untuk dapat pengelolaan dengan baik. Lifting minyak yang turun setiap tahunnya menjadi salah satu persoalan yang perlu diperbaiki.
Wakil Presiden Terpilih Jusuf Kalla (JK) mengatakan ada tiga permasalahan yang akan menjadi fokus pemerintahan mereka pada sektor migas yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Pertama, produksi. JK akui, tahun depan lifting minyak Indonesia bisa kembali menjadi 1 juta barel per hari.
Saat ini lifting minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 sebesar 818.000 barel per hari. JK optimis lifting bisa mencapai 1 juta barel tahun depan karena blok cepu sudah bisa berproduksi.
Pemerintahan baru berkeinginan agar Pertamina lebih banyak berfokus di hulu artinya pada sisi produksi. "Tapi kita sadari kita juga ada kekurangan baik di modal, teknologi, dan orang," ujar JK di Jakarta, Senin (8/9).
Persoalan produksi juga menyangkut efektivitas kinerja. Menurut JK, Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas memiliki jumlah pegawai sekitar 3.000 orang namun produksi lifting menurun. Sedangkan ketika jumlah pegawai SKK Migas di bawah 100 orang, pernah mencapai produksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari.
Sistem kerja pun akan dilihat untuk bisa memperbaiki produksi. Kedua, distribusi. Menurut JK, Indonesia mempunyai banyak gas alam namun tidak mempunyai fasilitas distribusi gas yang baik.
Gas sebagai produksi alternatif harus masuk dengan baik penyalurannya. Ketiga, konsumsi. Konsumsi minyak harus dihemat. Jangka panjang konsumsi masyarakat harus diarahkan pada konsumsi gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News