kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.633   3,00   0,02%
  • IDX 8.104   11,02   0,14%
  • KOMPAS100 1.126   1,76   0,16%
  • LQ45 822   -0,61   -0,07%
  • ISSI 283   0,18   0,06%
  • IDX30 433   -0,50   -0,11%
  • IDXHIDIV20 497   -1,28   -0,26%
  • IDX80 126   0,10   0,08%
  • IDXV30 136   -0,24   -0,18%
  • IDXQ30 139   -0,30   -0,22%

Inilah sejumlah tantangan dalam pengelolaan dana abadi riset


Sabtu, 03 Agustus 2019 / 08:10 WIB
Inilah sejumlah tantangan dalam pengelolaan dana abadi riset


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Selain soal kelembagaan, pemerintah juga masih mempertimbangkan pengalokasian dana abadi riset. “Apakah nanti botoom-up atau top-down, apakah alokasi untuk riset dasar dan riset empiris porsinya 50-50 atau ada yang lebih besar, ini harus diputuskan dan pasti tidak bisa menyenangkan semua orang,” lanjut Sri Mulyani.

Baca Juga: SotfBank akan mulai berinvestasi senilai US$ 40 miliar lewat Vision Fund

Agenda dan prioritas penelitian, menurutnya, juga harus lebih jelas ke depan. Ini agar penggunaan dana abadi riset bisa lebih optimal dan berdampak pada produktivitas perekonomian. Idealnya, tingkat pengembalian (rate of return) investasi pada penelitian mencapai 20%.

Deputi II Kantor Staf Presiden (KSP) Yanuar Nugroho menambahkan, ke depan agenda dan prioritas penelitian mestinya bisa lebih jelas dan fokus. Terutama agenda riset yang dikerjakan masing-masing kementerian dan lembaga dengan memanfaatkan alokasi dari APBN.

“Kita sudah ada dua acuan, yaitu prioritas riset nasional (PRN) dan rencana induk riset nasional (RIRN). Jadi, anggaran dipakai sesuai dengan apa yang ditetapkan dalam kedua acuan ini,” ujar Yanuar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×