Sumber: Harian KONTAN,TribunNews.com,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20 berdampak besar bagi perekonomian Tanah Air.
Pasalnya, Indonesia kehilangan kesempatan besar untuk meraih keuntungan dari perhelatan olahraga dunia tersebut.
Mengutip Kompas.com, peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nailul Huda mengungkapkan, Indonesia kehilangan potensi nilai ekonomi yang mencapai Rp 188 triliun menyusul gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia U-20.
Dia menjelaskan, perhitungan tersebut berasal dari potensi pengeluaran secara langsung yang mencapai Rp 110 triliun untuk biaya akomodasi penginapan hotel, transportasi hingga makanan dan minuman, serta biaya tidak langsung yang mencapai Rp 78 triliun.
"Kalau hitungan saya, potensi nilai tambah yang hilang dari dibatalkannya piala dunia U-20 di Indonesia mencapai Rp 188 triliun. Ini mencakup untuk penginapan, transportasi, makanan dan minuman serta banyak lainnya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3/2023).
Sementara untuk biaya potensi masuk yang tidak langsung yang disebabkan dari multiplier effect dijelaskan Nailul mencapai Rp 78 triliun yang berasal dari biaya membeli oleh-oleh hingga biaya hiburan lainnya jika ingin sambil berlibur di Indonesia tepatnya di Bali.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sedih dan Kecewa Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Berikut sejumlah dampak yang dialami Indonesia akibat kegagalan RI menjadi tuan rumah Piala Dunia U20:
UMKM
Melansir Kompas.com, UMKM Indonesia gagal mendapatkan omzet sebesar miliar rupiah dalam pergelaran olahraga Piala Dunia U-20.
Ketua Bidang UMKM/IKM Apindo Ronald Walla mengatakan, seharusnya ajang itu bisa menjadi peluang UMKM di bidang suvenir, makanan dan minuman, serta jasa.
Omzet yang bisa diraup pun tidak kecil, tetapi hingga miliaran rupiah.
"Betul sangat disayangkan. Kapasitas satu stadium antara 15.000-100.000 pengunjung. Apabila rata-rata jumlah pengunjung sehari mencapai 30.000 pengunjung, dan misal sepertiga pengunjung mengeluarkan biaya untuk belanja makanan atau minuman plus suvenir Rp 100.000 per orang, secara konservatif omzet mereka bisa Rp 1 miliar. Itu sehari, belum selama piala dunia berlangsung kan," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/3/2023).
Baca Juga: FIFA Membatalkan Piala Dunia U-20 di Indonesia, Apa Kata Jokowi?
Menurut Ronald, selain bisa membuka peluang rezeki bagi UMKM, ajang Piala Dunia U-20 itu juga menjadi ajang kompetensi para UMKM untuk berwirausaha.
Para UMKM akan memutar otak dan menyiapkan berbagai strategi untuk bisa berusaha di momen tersebut.
"Kewirausahaan atau mental dan mindset entrepreneurship sangat penting untuk selalu diasah untuk bisa menjadi pengusaha naik kelas. Sekarang di era digital ini kita dengan mudah bisa melihat apa yang laku dan yang tidak. Untuk para pengusaha UKM yang mau maju, akan berpikiran kritis dan berlomba-lomba berwirausaha dan menambah pengalaman," jelas Ronald.