kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Ini tiga faktor pendorong kemiskinan anak di Indonesia versi UNICEF


Kamis, 23 Juli 2020 / 15:47 WIB
Ini tiga faktor pendorong kemiskinan anak di Indonesia versi UNICEF
ILUSTRASI. Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/03/2020). Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kebijakan untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

Kedua, ketidak setaraan gender. Ratna mengatakan, anak perempuan akan lebih sering mengalami deviasi dibandingkan dengan anak laki-laki. Indikator yang digunakan dalam asumsi ini, juga termasuk dengan potensi terjadinya pelecehan seksual yang dialami oleh anak perempuan.

Ketiga, pekerjaan orang tua. Anak-anak dengan orang tua yang bekerja di sektor pertanian dinilai rentan mengalami deprivasi.

Baca Juga: Apa, sih, yang harus dilakukan ketika anak diare?

"Ini tentunya terkait dengan kemiskinan itu sendiri banyak terjadi di sektor pertanian, karena value added pertanian yang kecil dan mungkin mengecil seiring dengan pertumbuhan ekonomi," kata Ratna.

Tak hanya itu, anak-anak yang rentan mengalami deprivasi juga termasuk mereka dengan orang tua yang bekerja mandiri atau self-employed dan tidak bekerja.

"Terakhir, anak-anak yang memiliki saudara lebih dari 4 orang. Jadi semakin crowded rumah, maka kemiskinan semakin mungkin terjadi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×