kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.781.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.565   165,00   0,99%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Ini tiga faktor pendorong kemiskinan anak di Indonesia versi UNICEF


Kamis, 23 Juli 2020 / 15:47 WIB
Ini tiga faktor pendorong kemiskinan anak di Indonesia versi UNICEF
ILUSTRASI. Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/03/2020). Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa kebijakan untuk bekerja, belajar dan beribadah di rumah perlu dilakukan untuk menekan penyebaran virus corona atau Covid-


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli

Kedua, ketidak setaraan gender. Ratna mengatakan, anak perempuan akan lebih sering mengalami deviasi dibandingkan dengan anak laki-laki. Indikator yang digunakan dalam asumsi ini, juga termasuk dengan potensi terjadinya pelecehan seksual yang dialami oleh anak perempuan.

Ketiga, pekerjaan orang tua. Anak-anak dengan orang tua yang bekerja di sektor pertanian dinilai rentan mengalami deprivasi.

Baca Juga: Apa, sih, yang harus dilakukan ketika anak diare?

"Ini tentunya terkait dengan kemiskinan itu sendiri banyak terjadi di sektor pertanian, karena value added pertanian yang kecil dan mungkin mengecil seiring dengan pertumbuhan ekonomi," kata Ratna.

Tak hanya itu, anak-anak yang rentan mengalami deprivasi juga termasuk mereka dengan orang tua yang bekerja mandiri atau self-employed dan tidak bekerja.

"Terakhir, anak-anak yang memiliki saudara lebih dari 4 orang. Jadi semakin crowded rumah, maka kemiskinan semakin mungkin terjadi," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU

[X]
×