Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto mengatakan Indonesia dapat mencapai transisi 100% ke energi terbarukan pada 2035 mendatang.
Melansir Bloomberg, menurut Prabowo, target transisi itu bisa tercapai lebih cepat dari tahun 2035.
"Kami berencana mencapai 100% energi terbarukan dalam 10 tahun ke depan," ujar Prabowo dalam jumpa pers bersama Presiden Brasil Lula da Silva di Brasilia pada hari Rabu (9/7).
"Targetnya, tentu saja, adalah 2040, tetapi para ahli saya mengatakan kita dapat mencapainya jauh lebih cepat," tambah Prabowo.
Baca Juga: Presiden Prabowo Tinggalkan Brasil Usai Lawatan Kenegaraan
Apa yang diungkap Prabowo, sebenarnya cukup jauh dari apa yang telah direalisasikan dalam negeri. Tahun ini saja, target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) telah diturunkan dari 23% menjadi 20%.
Penurunan target ini merupakan penyesuaian terhadap Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN).
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi pernah menyebut bahwa tidak terealisasikannya target tersebut akibat kurangnya investasi yang masuk di sektor EBT.
"Kalau banyak pertanyaan kenapa (target EBT) 23% nggak tercapai, ya karena investasinya nggak ada," kata Eniya dalam Green Economy Expo yang diselenggarakan Bappenas beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Prabowo dan Presiden Brasil Bahas Ukraina hingga Palestina, Dorong Gencatan Senjata
Eniya juga mengatakan sulitnya menambah kenaikan bauran energi terbarukan karena perkembangan pembangkit EBT masih berkejaran dengan peningkatan energi fosil.
"Kita EBT-nya tumbuh, tetapi memang kejar-kejaran sama yang masih fosil dan lain sebagainya. Memang masa transisi ini perlu distrategikan,” kata Eniya dalam diskusi bertema ‘Mengelola Transisi Energi’, yang dilaksanakan Universitas Paramadina, di Jakarta Rabu (18/6).
Selain RPP KEN, untuk mendapatkan bauran energi baru lebih banyak Indonesia telah meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 atau RUPTL terbaru telah ditargetkan penambahan kapasitas sebesar 69,5 GW.
Baca Juga: Prabowo Beri Tugas Gibran Benahi Wilayah Papua
Dari jumlah tersebut, daya terbesar berasal dari pembangkit EBT yang sebesar 42,6 GW, lalu 16,6 GW dari fosil, dan 10,3 GW berasal dari storage.
Artinya, Indonesia menargetkan 75% penambahan kapasitas baru selama sembilan tahun ke depan akan berasal dari sumber terbarukan, meski masih menempatkan ruang bagi pembangkit fosil seperti batubara.
Dalam catatan Direktorat EBTKE, bauran energi baru terbarukan di Indonesia hingga pertengahan tahun atau hingga Juni 2025 ini baru mencapai sekitar 14,68% - 15%, atau masih kurang 5% jika dibandingkan dengan target EBT hingga akhir tahun yang sebesar 20%.
Selanjutnya: Dusan Vlahovic Disebut Rela Potong Gaji Demi Gabung Manchester United
Menarik Dibaca: Cara Buat Stiker WA dari Foto Sendiri Pakai Gambar AI ChatGPT, Ini Langkahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News