Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Noverius Laoli
Selain itu, dia menilai inverted yield curve AS terjadi lebih karena dampak dari sentimen perang dagang antara AS dan China. Apalagi saat perang dagang terjadi, China diketahui sempat melakukan sell off terhadap US Treasury. Sehingga Fikri memprediksi aksi sell off China menyebabkan adanya inverted yield curve di US Treasury.
Dia juga menjelaskan bahwa kepemilikan China terhadap US Treasury cukup besar untuk kategori kepemilikan asing. Fikri mengungkapkan, dari total utang AS US$ 12 triliun, sekitar US$ 1,2 triliun dimiliki China.
"Tapi sekarang sudah turun jadi US$ 400 miliar jadi sekitar US$ 900 miliar. Jadi, jangan-jangan karena itu yield 10 tahun turun," ungkapnya.
Pefindo optimistis bahwa risiko resesi masih sangat kecil, terlebih jika perang dagang AS dan China bisa segera diselesaikan. Selain itu, Bank Sentral AS (The Fed) sempat merilis probability resesi masih 28%, yang artinya potensi untuk terjadi resesi masih sangat kecil.
Baca Juga: Amerika Serikat memasuki resesi?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News