kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab defisit perdagangan Indonesia


Jumat, 02 Agustus 2013 / 21:00 WIB
Ini penyebab defisit perdagangan Indonesia
Promo JSM Alfamart terbaru berlaku 11-13 Maret 2022 untuk belanja dengan harga lebih murah sepanjang akhir pekan.


Sumber: Tribunnews | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Defisit neraca perdagangan pada Juni 2013 dinilai akibat dari kendala struktural yang tidak pernah usai. Penyebabnya adalah, minimnya diversifikasi ekspor serta defisit migas yang terus meninggi.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia hingga Juni 2013 masih mengalami defisit US$ 846,6 juta.

"Saya lihat ini masalah struktural ekspor belum kunjung membaik, belum adanya negara alternatif yang dapat dijadikan sasaran ekspor, belum lagi kebutuhan migas terus meninggi," tutur Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan, Jumat (2/8).

Eskpor masih didominasi negara tertentu saja seperti Jepang, China, Singapura dengan nilai masing-masing US$ 14,1 miliar, US$ 10,8 miliar dan US$ 8,4 miliar. Sisanya diikuti AS, India, Korea selatan, Malaysia.

Sementara itu, kontribusi ke Jepang turun sebesar 19%, dibanding bulan sebelumnya, akibat pelemahan pertumbuhan ekonomi dalam negeri Jepang. "Masalah pertama adalah diversifikasi ekspor masih lemah, akibat globalnya masih lemah, di beberapa negara seperti Brasil, Thailand dan Hongkong juga defisit masing-masing mencapai US$ 3,1 milia[removed]mctmp(0);r dollar, US$ 17,3 miliar dan US$ 39,5," tutur Gita.

Selain itu, masalah kedua adalah, defisit migas. Defisit neraca perdagangan terdiri dari defisit perdagangan migas sebesar US$ 772,6 juta dan defisit non migas senilai US$ 74 juta.

Secara kumulatif, neraca perdagangan periode Januari-Juni 2013 sebesar US$ 3,31 miliar. Untuk ekspor mencapai US$ 91,05 miliar dan impor sebesar US$ 94,36 miliar. "Ini kan kelihatan karena surplus non migas tidak mampu mengimbangi defisit migas, belum lagi kebutuhan investor, di Indonesia untuk mengonsumsi migas semakin meninggi," katanya.

Untuk mengatasi ini, maka impor barang modal dapat ditekan melalui investasi. Sehingga diharapkan beban impor tidak akan bertambah dan menaikkan surplus non migas sehingga mampu menciptakan surplus bagi neraca perdagangan Indonesia. (Arif Wicaksono/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×