Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Sebanyak 10.000 ekor sapi siap potong impor asal Australia diproyeksi akan datang sampai Lebaran. Jumlah sapi itu bagian dari rencana impor 25.000 ekor sapi yang telah diizinkan sampai tanggal 18 Agustus.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, pengapalan sapi siap potong itu akan datang secara berkala. "Semestinya ini (impor sapi siap potong) semestinya akan membantu penurunan harga," kata Gita, Jumat (2/8).
Gelombang impor sapi siap potong yang akan masuk ke Indonesia terus bertambah. Setelah Selasa (30/7) impor sapi siap potong asal Australia sebanyak 1.478 ekor masuk ke pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Mingggu (4/8) dan dijadwalkan datang lagi sekitar 4.817 ekor.
Berdasarkan informasi dari Badan Karantina Kementerian Pertanian (Kementan), sapi siap potong gelombang kedua ini telah dikapalkan dari Darwin Selasa (30/7) Pukul 11.00 malam setempat dengan menggunakan Kapal Ocean Swagman.
Gelombang pengiriman sapi siap potong selanjutnya dari Darwin dijadwalkan dilakukan Rabu (31/7) dan Kamis (1/8) dengan jumlah diperkirakan 3.000 ekor. Proses importasi sapi siap potong itu akan masuk setelah Lebaran.
Bachrul Chairi, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag bilang, jumlah importir yang mendapatkan alokasi impor hingga akhir Lebaran itu mencapai 12 perusahaan. "Kami juga sudah membicarakan paket yang hingga akhir Desember, tetapi harus bilateral dahulu dengan Kementan," ujar Bachrul.
Berdasarkan data Kemendag, harga daging sapi di tingkat eceran di Jakarta pada pertengahan pekan ini mencapai Rp 93.000 per kilogram (kg). Sementara secara rata-rata nasional pada bulan Juli ini harga daging Rp 90.125 per kg.
Bachrul bilang, harga jual sapi siap potong dari importir ke Rumah Potong Hewan (RPH) rata-rata Rp 30.000 per kg berat dalam kondisi hidup, bahkan ada yang menjual Rp 29.000 per kg berat hidup. Harga itu jauh di bawah harga beberapa waktu lalu yang sempat mencapai Rp 37.000 per kg-Rp 38.000 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News