kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lima isi surat presiden Prancis untuk SBY


Jumat, 02 Agustus 2013 / 14:18 WIB
Lima isi surat presiden Prancis untuk SBY
ILUSTRASI. Kepala Otorita Ibu Kota Negara?Bambang Susantono dan Wakil Kepala IKN Dhony Rahajoe, usai dilantik Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (10/3).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Saat berkunjung ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius ternyata menyambangi banyak pejabat negara. Kali ini yang dikunjungi adalah, Wakil Presiden Boediono. Fabius datang menghadap Boediono bersama dengan Duta Besar Perancis untuk Indonesia, Corrine Breuze di Istana Wakil Presiden, Jumat (2/8).

Dalam pertemuan itu, Menlu Perancis mengungkapkan keinginan negaranya untuk meningkatkan investasi di Indonesia. Dimasa sebelumnya, Perancis sempat menanamkan investasi tetapi terganjakl hubungan dua negara yang sempat renggang.

“Kami harus selesaikan investasi Prancis di masa lalu, maupun di masa depan agar dapat melaju lebih cepat di masa depan. Saya sangat menekankan pentingnya kehadiran investasi Prancis di Indonesia dan sebaliknya, saya juga berharap investasi dari Indonesia di Prancis. Dalam kedua hal itulah kita harus bekerjasama,” kata Fabius.

Sebagai bukti kesungguhan Prancis tersebut, Fabius mengaku telah membawa surat resmi dari Presiden Prancis, Francois Hollande untuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang isinya kerjasama untuk meningkatkan lima bidang kerjasama, yakni; perdagangan dan investasi, pendidikan, industri pertahanan, kebudayaan dan pariwisata, serta perubahan iklim.

Selain itu, Hollande juga mengutarakan keinginannya untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di forum G-20 yang akan berlangsung di St. Petersburg, Rusia pada September 2013 mendatang.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang didampingi Wakil Presiden Boediono menyebutkan, Indonesia ikut terkena imbas perlambatan ekonomi dunia serta meningkatnya iklim ketidakpastian dari sistem keuangan dunia.

Namun ada hal yang sangat membantu dalam mengurangi dampak negatif tersebut, yakni pasar dalam negeri Indonesia yang sangat berarti.  Tahun ini, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia turun sekitar 6.5% menjadi sekitar 6%.

Namun, jika dibandingkan dengan negara lain, Indonesia bersyukur masih bisa melaju seperti itu. Tahun ini, pertumbuhan Indonesia adalah tumbuh terbesar setelah Republik Tiongkok dalam forum G-20. Tahun depan Indonesia berharap ekonomi dunia bisa membaik termasuk Eropa.

Sementara itu Boediono bilang, Indonesia membuka kesempatan bagi investor luar negeri untuk investasi terutama di sektor infrastruktur. “Menurut perkiraan kami, apabila kendala infrastruktur bisa kami longgarkan dalam waktu satu dua atau tiga tahun ke depan, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mendekati 7%,” kata Wapres Boediono.

Dalam jangka menengah, kata Wapres, kendala utama adalah perbaikan kualitas sumber daya manusia dan kondisi iklim usaha dan investasi. Saat ini pemerintah bekerja keras untuk mulai menangani masalah-masalah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×