kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

Komisi XI DPR Cecar Menkeu Purbaya dan Jajarannya Terkait Penerimaan Pajak Rendah


Kamis, 27 November 2025 / 16:07 WIB
Komisi XI DPR Cecar Menkeu Purbaya dan Jajarannya Terkait Penerimaan Pajak Rendah
ILUSTRASI. Laporan APBN Kita Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) saat jumpa pers Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Kita di Jakarta, Senin (22/9/2025).KONTAN/Cheppy A. Muchlis/22/09/2025. Komisi XI DPR RI mencecar Menkeu Purbaya beserta jajarannya terkait kinerja penerimaan pajak 2025 yang masih rendah.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Komisi XI DPR RI mencecar Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa beserta jajarannya di Kementerian Keuangan terkait kinerja penerimaan pajak 2025 yang masih rendah, setelah realisasinya baru mencapai 66% terhadap target APBN dan 70% terhadap Laporan Semester (Lapsemhingga Oktober 2025.

Kritik paling keras disampaikan anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Harris Turinodalam Rapat Kerja dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.

Ini ngeri sekali, Pak. Penerimaan pajak baru 70% dari Lapsen dan 66% dari target APBN,” ujar Harris dalam rapat kerja Bersama Kementerian Keuangan di Gedung DPR, Kamis (27/11).

Baca Juga: Prabowo Panggil Purbaya hingga Bima Arya ke Istana, Apa yang Dibahas?

Ia menilai capaian tersebut menunjukkan pelemahan mendalam dalam kinerja perpajakan.

Mengacu pola historisbiasanya penerimaan pajak naik 23%–24% pada November–DesemberDengan pola serupa, Harris memproyeksikan realisasi akhir tahun hanya mencapai 89%–91%, atau sekitar Rp 1.931 triliun – Rp 1.950 triliun.

“Angka ini jauh di bawah target APBN maupun Lapsen,” tegasnya.

Ia memperingatkan bahwa tren penurunan tersebut dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi pendanaan belanja negara.

Kritik DPR tak berhenti pada capaian tahun ini. Harris juga mempertanyakan kesiapan Kementerian Keuangan menghadapi target pajak tahun 2026 yang telah ditetapkan sebesar Rp 2.357 triliunatau naik hampir Rp 400 triliun dari 2025.

Bagaimana strategi mencapai target iniApakah realistissementara kebutuhan pendanaan program strategis nasional juga sangat besar?” katanya.

Soroti SP2DK Menumpuk & Penanganan Wajib Pajak Besar

Baca Juga: Indonesia–China Perkuat Kolaborasi melalui Two Countries Twin Parks

Harris mengkritik pola pengejaran pajak yang menurutnya tak efektifIa menilai aparat pajak justru lebih sering mengejar wajib pajak patuh melalui SP2DK yang menumpuk di akhir tahunsementara ratusan wajib pajak besar yang menunggak tidak ditindak agresif.

Fenomena ini sudah lama terjadi dan menimbulkan ketidakadilan,” ujarnya.

Ia juga menyoroti deviasi besar antara bruto dan netoterutama karena tingginya tingkat restitusi dimana restitusi PPh Badan mencapai 80%, dan restitusi PPN sebanyak 23,9%

Di sisi lain, penerimaan pajak neto dari beberapa sektor utama juga tertekanseperti pada sektor perdagangan turun hampir 10%, dan sektor pertambangan turun hampr 14%.

Menurut Harris, kombinasi tekanan sektor usaha dan tingginya restitusi menyebabkan penerimaan neto jauh lebih rendah dibanding potensi bruto.

Kinerja Pajak Tidak Tercapai Berpotensi Tambah Utang

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Dolfie Othniel Frederic Palitturut mempertanyakan dampak dari tidak tercapainya target pajak terhadap posisi fiskal negara.

Pendapatan negara masih kurang Rp 140 triliunPajaknya saja kurang Rp 113 triliun,” kata Dolvie.

Ia menjelaskan bahwa bila menggunakan desain awal target pajak sebelum revisi PPN 12%, seharusnya selisih wajar adalah Rp 70 triliunNamun kini terdapat kekurangan Rp 43 triliun yang menurutnya mencerminkan kinerja pajak yang tidak tercapai.

Kalau kinerja tidak tercapaiujung-ujungnya Bapak nambah utang. Jadi ketika kinerja yang tidak tercapai itu, Bapak lempar menjadi tanggung jawab rakyat Indonesia menanggung hutang," ungkapnya.

Dolvie juga mempertanyakan apakah ada konsekuensi internal atau evaluasi kinerja yang dilakukan Kementerian Keuanganmengingat target penerimaan pajak menjadi penopang utama APBN.

Baca Juga: Anggota DPR Usul Program MBG untuk Keluarga Penderita TBC yang Tidak Mampu

Selanjutnya: RFCC 90.000 Barel per Hari, Kilang Balikpapan Genjot Produksi BBM Nasional

Menarik Dibaca: Katalog Promo JSM Alfamidi Spesial Gajian Periode 27-30 November 2025, Hanya 4 Hari!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×