kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini outlook ekonomi versi Citibank


Rabu, 16 April 2014 / 18:33 WIB
Ini outlook ekonomi versi Citibank
ILUSTRASI. 5 Cara Membantu Anak Remaja Menyeimbangkan Emosi.


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Citibank memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2014 hanya mencapai 5,3%-5,5%. Meski menurun dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8% pada tahun lalu, Chief Country Officer Citibank Indonesia Tigor Siahaan menilai hal tersebut cukup positif.

"Itu soft landing yang sangat baik, pertumbuhan tidak harus terus digenjot karena kondisi current account deficit," paparnya di The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook, Hotel Four Seasons, Jakarta (16/4).

Untuk prediksi current account deficit, Citibank mematok angka 2%-2,5% karena menilai pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah bekerja keras untuk menurunkan defisit. Contohnya adalah penetapan suku bunga dan pelemahan rupiah. Terkait pertumbuhan ekonomi, Tigor menilai momentum kenaikan akan terjadi di 2015. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi yakni penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Pemilihan presiden (pilpres) mendatang juga disebut mempengaruhi ekonomi. Melihat tren penghitungan cepat pemilihan legislatif, Tigor menyebut pasar sedikit khawatir dengan kinerja pemerintahan mendatang, khususnya terkait banyaknya partai politik yang kelak mengisi ratusan kursi DPR. "Kalau lembaga legislatif sangat fregmentatif, tantangan eksekutif itu menjalankan fungsi dengan baik," ujarnya.

Jika pilpres berjalan lancar dan aman, animo investor dalam dan luar negeri untuk berinvestasi tentu meningkat. Terlebih, pasar sangat optimistis mengingat sebagai middle income consumers, 60%-65% dari perekonomian Indonesia berasal dari konsumsi.

Head of Asia Pacific Economic and Market Analysis Citigroup Johanna Chua menyebut, banyak tantangan yang tengah menanti pemerintahan terpilih. Yakni, pasangan capres cawapres harus bisa menekan parlemen untuk mendorong kebijakan ekonomi pemerintah.

Selain itu, penunjukkan posisi strategis seperti menteri keuangan juga harus ditentukan pihak yang tepat. "Pasar butuh kepemimpinan yang baik dengan mandat yang kuat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×