kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan Jokowi pilih Jaksa Agung HM Prasetyo


Kamis, 20 November 2014 / 15:55 WIB
Ini alasan Jokowi pilih Jaksa Agung HM Prasetyo


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. HM Prasetyo dilantik menjadi jaksa baru, menggantikan Andi Nirwanto yang sebagai Plt Jaksa Agung. Acara pelantikan sendiri mundur hampir dua jam dari jadwal yang ditetapkan oleh pihak Istana, yaitu pukul 14.00 WIB, dan baru dilantik pukul 15.50 WIB.

Pengangkatan HM. Prasetyo tertuang dalam surat Keputusan Presiden nomor 131 tahun 2014. Setelah surat pengangkatan dibacakan, M. Prasetio kemudian mengucapkan sumpah jabatan yang dipimpin oleh Jokowi. Namun terlebih dahulu, Jokowi menanyakan kepada Prasetio atas kesiapannya untuk diambil sumpah. "Saya bersedia," ucap Prasetio, Kamis (20/11) di Istana Negara, Jakarta.

Pengangkatan Prasetyo menimbulkan polemik, karena statusnya yang masih aktif sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) periode 2014-2019. Padahal menurut Undang-Undang Kejaksaan, jabatan jaksa agung dilarang oleh orang yang memiliki jabatan ganda.

Prasetyo bukan orang baru dilingkungan kejaksaaan, ia sempat menjabat sebagai jaksa agung muda tindak pidana umum (Jampidum) pada tahun 2006. Setelah itu ia masuk ke partai Nasdem, dan terpilih dalam pemilihan anggota legislatif periode 2014-2019 dari Partai Nasdem.

Sebelumnya, beberapa nama selain HM Prasetyo sempat muncul. Mereka adalah Wakil Jaksa Agung Andhi Nirwanto, mantan Deputi UKP4, Mas Achmad Santosa, dan Kepala PPATK M Yusuf.

Apa alasan Jokowi tiba-tiba saja menunjuk Prasetyo?

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno mengakui Jokowi menerima masukan dari partai politik. Namun, Prasetyo dianggap pula sebagai seorang profesional, memiliki loyalitas, kapabilitas, dan kredibilitas.

Tedjo mengaku pemerintah tak mempermasalahkan latar belakang Prasetyo yang berasal dari partai politik. "Ndak masalah, beliau kan juga mantan Jampidum juga. Jangan terlalu dikaitkan dengan politik, ndak begitu," kata dia.

Tedjo mengaku nama Prasetyo dipilih dari kandidat-kandidat lainnya yang sempat diajukan ke Jokowi. "Ada banyak, tetapi kan beliau ternyata milih yang itu, bisa dipercaya, lebih sreg. Kan yang make beliau. Kalau di matriks, ketemunya itu (Prasetyo)," ucap Tedjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×