Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Keberhasilan Indonesia yang ditempatkan oleh Bank Dunia (World Bank) sebagai 10 ekonomi besar dunia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) sebagimana disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Jakarta, Sabtu (3/5) lalu, menunjukkan bahwa Indonesia kini sejajar dengan negara-negara yang selama ini tergolong sebagai negara maju.
“Indonesia ditempatkan oleh Bank Dunia sebagai negara ke-10 dengan Product Domestic Bruto (PDB) terbesar dari 177 negara berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP). Hanya ada 3 (tiga) negara Asia yang masuk dalam kategori 10 besar itu, yaitu Tiongkok, India, dan Indonesia,” kata Firmanzah, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan melalui surat elektroniknya dari Washington DC, Amerika Serikat, Senin (5/5) seperti dikutip dari situs resmi Setkab RI.
Menurut Firmanzah, ekonomi terbesar nomor 1 masih ditempati Amerika Serikat (AS), yang diikuti oleh Tiongkok, India, Jepang, Jerman, Rusia, Brasil, Perancis dan Inggris. Namun, ranking Bank Dunia ini sekaligus juga menunjukkan besaran GDP berdasar PPP, Indonesia lebih besar dari Meksiko, Italia, Belanda, Korea Selatan, dan Australia.
Mengenai keberhasilan Indonesia masuk 10 negara terbesar itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu mengemukakan, ada lima faktor yang menjadi penyebab utama, yaitu:
1.Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan sustainable;
2. Berjalan baiknya sejumlah kebijakan pengendalian inflasi dalam 5-8 tahun terakhir;
3. Percepatan pembangunan infrastruktur dan industrialisasi juga meningkatkan penciptaan lapangan kerja dan multiplier effect ke sektor ekonomi lainnya;
4. Masifnya program pemberdayaan dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Usaha Kecil Menengah (UKM) sangat membantu tingkatkan purchasing power dan sektor riil; dan
5. Stabilitas politik, keamanan dan ketertiban juga terus terjaga dan semakin baik.
“Kelima sektor inilah yang membuat ekonomi terus tumbuh dan meningkatnya daya beli masyarakat, sehingga ekonomi domestik terus ekspansif,” papar Firmanzah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News