kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pasar modal Indonesia kalah dari negara tetangga


Senin, 05 Mei 2014 / 11:59 WIB
Pasar modal Indonesia kalah dari negara tetangga
ILUSTRASI. Jadwal keberangkatan KRL Jogja-Solo, Sabtu-Minggu 3-4 Desember 2022, hindari macet jelang pernikahan Kaesang-Erina


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Rahmat Waluyanto mengatakan secara year to date, Jakarta Composite Index (JCI) merupakan indeks dengan performa terbaik di regional, yakni 13,2 persen. Namun, secara umum pasar modal Indonesia masih kalah dibandingkan negara-negara tetangga di regional.

"Total kapitalisasi pasar di Indonesia hanya 53 persen dari PDB (produk domestik bruto), dibandingkan dengan Thailand dan Korea Selatan 105 persen, Filipina 115 persen, serta Malaysia dan Singapura 150 persen," kata Rahmat pada dialog bertajuk "Indonesia's Capital Market in AEC Era: The Anticipation of the Capital Market Openness in ASEAN," Senin (5/5/2014).

Hingga bulan Maret 2014, kapitalisasi pasar Indonesia hanya mencapai 415 miliar dollar AS. Sementara itu, Malaysia mencapai sekitar 500 miliar dollar AS, Singapura hampir mencapai 1.000 miliar dollar AS, dan India mendekati 1.500 miliar dollar AS.

Lebih lanjut, Rahmat juga menyatakan jumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih sangat rendah. Hingga Maret 2014, tercatat sebesar 489 perusahaan telah tercatat di BEI.  Di Malaysia, sebanyak 906 perusahaan telah melantai di bursa, Thailand 587 perusahaan, dan Singapura 767 perusahaan.

"Pasar modal Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan, komoditas, dan consumer goods. Pasar Indonesia belum mewakili ekonomi secara keseluruhan," ujar Rahmat.

Oleh karena itu, Rahmat mengungkapkan OJK selaku regulator industri keuangan Indonesia akan terus melanjutkan pengawasan dan pengaturan dengan baik dan efisien. "Kami juga melakukan beberapa inisiatif dalam memperdalam pasar modal dan menciptakan pasar finansial yang mampu mengaspirasi. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×