kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 3 kesepakatan perdagangan WTO


Selasa, 10 Desember 2013 / 14:31 WIB
Ini 3 kesepakatan perdagangan WTO
ILUSTRASI. Rekomendasi Obat Alami untuk Asam Urat


Reporter: Emma Ratna Fury | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA.  Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan, ada tiga kesepakatan yang dicapai dalam acara World Trade Organization (WTO) yang dilakukan Bali beberapa waktu lalu.

"Telah tercapai kesepakatan dari seluruh 160 anggota negara untuk kepentingan yang semuanya bagi negara miskin dan berkembang," kata Gita Wirjawan Menteri Perdagangan saat sambutan acara penyerahan sertifikat mandiri untuk 15 eksportir di Kementerian Perdagangan Jakarta Selasa (10/12).

Kesepakatan tersebut, yang pertama dalam bidang Pertanian."Proteksi yang diinginkan oleh negara berkembang untuk sektor pertanian itu diberikan oleh negara maju dan komitmen yang diinginkan oleh negara berkembang dari negara maju, agar negara-negara maju itu bisa mengeliminir subsidisasi yang besar selama ini dilakukan dalam waktu secepat mungkin," ujarnya.

Kedua, yaitu paket list develop countries (LDC). “Aspirasi dari negara miskin agar mereka bisa mendapatkan kemudahan untuk bisa melakukan penyederhanaan sistem lalu lintas fasilitasi perdagangan di negara, Itu bisa dilakukan dan tentunya dengan dukungan dari negara berkembang," ucapnya.

Ketiga terkait dengan fasilitasi perdagangan. Bukan hanya negara berkembang dan negara miskin itu memberikan komitmen untuk meningkatkan kapasitas ke pelabuhan dan segalanya, yang bertujuan agar lalu lintas perdagangan khususnya eksportasi dari negara miskin dan berkembang bisa ditingkatkan.

"Hal tersebut tentunya dengan catatan, yaitu dengan adanya bantuan dari negara-negara maju dengan konteks capacity building, transfer teknologi dan juga dukungan financial keuangan dan ekonomi," ungkap Gita.

Menurut Gita, ini merupakan kesepakatan yang baik bagi semua anggota WTO. Sebab, tanpa kesepakatan tersebut putaran Doha yang dicanangkan tahun 2001 yang lalu untuk mengedepankan negara-negara berkembang, nyaris tidak ada kelanjutannya.

"Jadi ini merupakan kesepakatan yang bisa menghembuskan angin segar, atau oksigen yang bisa menyelesaikan putaran doha," ucapnya.

Putaran doha yang selama ini tidak ada kejelasannya, akhirnya dapat diatasi dengan baik, sehingga aspirasi kepentingan negara-negara berkembang dapat terealisasikan melalui ajang WTO di Bali kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×