Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulan Juni 2019 sebesar 0,55% secara bulanan (mom) atau 3,28% secara tahunan (yoy). Adapun, inflasi sepanjang Januari hingga Juni 2019 tercatat sebesar 2,05%.
Angka inflasi pada Juni tersebut lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,68% mom atau 3,32% yoy.
Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail Zaini menilai, penurunan inflasi tersebut menandakan berakhirnya puncak inflasi di tahun 2019. “Berakhirnya puasa dan libur Lebaran mendorong penurunan inflasi,” ujarnya, Senin (1/7).
Kendati begitu, Mikail memprediksi, inflasi kemungkinan akan kembali meningkat di bulan Juli dan Agustus seiring masih meningkatnya tren kelompok pengeluaran bahan makanan dan makanan jadi, minuman rokok, dan tembakau. Inflasi Juli dan Agustus diperkirakan akan lebih tinggi, juga disebabkan masih naiknya tren inflasi inti yang menunjukan masih tetap tumbuhnya permintaan masyarakat serta konsumsi.
Namun inflasi Juli dan Agustus, menurut dia, akan tetap lebih rendah dibandingkan inflasi Mei akibat melemahnya komponen harga bergejolak terutama energi akibat masih relatif rendahnya harga minyak dunia.
Mikail juga memperkirakan, tren inflasi Indonesia akan tetap terkendali sesuai dengan ekspektasi pemerintah pada kisaran 2,5%-4,5%. “Inflasi kemungkinan besar masih akan berada di bawah target rata-rata inflasi BI sebesar 3,5% hingga akhir tahun 2019,” ujar Mikail
Tren inflasi yang cukup rendah ini, lanjut dia, kemungkinan juga menjadi sinyal bagi bank sentral untuk menurunkan suku bunga pada bulan Juli ini, seiring besarnya kemungkinan penurunan suku bunga The Fed di periode bulan ini juga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News