kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Juni, inflasi bahan makanan capai 4,91% yoy


Senin, 01 Juli 2019 / 13:40 WIB
Juni, inflasi bahan makanan capai 4,91% yoy


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni 2019 sebesar 0,55% secara bulanan (mom) atau 3,28% secara tahunan (yoy). Adapun, inflasi sepanjang Januari hingga Juni 2019 tercatat sebesar 2,05%. 

Kelompok bahan makanan menjadi pendorong utama inflasi bulan Juni dengan inflasi tercatat 1,63% mom dengan andil 0,38% terhadap inflasi. Secara tahunan, inflasi bahan makanan menembus 4,91% yoy. 

BPS mencatat, delapan subkelompok bahan makanan mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi dicatat oleh subkelompok sayur-sayuran sebesar 5,93%. Komoditas yang dominan memberi andil pada inflasi antara lain cabai merah sebesar 0,2%, ikan segar 0,05%, tomat sayur 0,04%, bayam 0,02%, serta berbagai bahan makanan lain seperti daging sapi, jengkol, kacang panjang, kangkung, kentang, wortel, kelapa, dan sebagainya yang masing-masing memberi sumbangan 0,01%. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, inflasi pada bulan Ramadan dan Lebaran memang harus selalu diwaspadai. “Karena biasanya menjadi puncak tertinggi permintaan masyarakat terhadap konsumsi berbagai barang makanan maupun bukan makanan,” ujarnya. 

Di sisi lain, ada pula subkelompok bahan makanan yang mengalami deflasi seperti padi-padian deflasi 0,01%, umbi-umbian dan hasilnya 0,39%, daging dan hasilnya, dan subkelompok telur, susu, dan hasilnya 0,55%. 

Adapun, komoditas yang dominan memberi andil deflasi pada bahan makanan yaitu bawang putih dengan andil 0,06%, daging ayam ras dan telur ayam ras dengan andil 0,02%. 

“Bawang putih seperti kita tahu harganya sudah turun sejak masuknya impor, sedangkan harga ayam dan telur turun seiring permintaan yang juga mulai menurun,” tutur Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×