kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45904,77   -3,77   -0.42%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Diyakini Terkerek pada Maret 2024, Lepas Lebaran Berpotensi Turun?


Minggu, 31 Maret 2024 / 20:29 WIB
Inflasi Diyakini Terkerek pada Maret 2024, Lepas Lebaran Berpotensi Turun?
ILUSTRASI. Tumpukan cabai di salah satu kios pedagang pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Rabu (28/2). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/28/02/2024.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi pada bulan Maret 2024 ini diproyeksikan meningkat dari bulan sebelumnya. Momen ramadan dan lebaran digadang-gadang jadi faktor utama terkereknya inflasi ini, namun ke depan inflasi masih juga diproyeksikan turun.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Econimics (Core) Mohammad Faisal mengatakan pihaknya memproyeksikan inflasi bulan Maret 2024 akan berada di kisaran 0,5% secara bulanan atawa month to month (MtM), artinya lebih tinggi dari Februari 2024 yang sebesar 0,37% MtM.

“Inflasi pangan ini kaitannya juga dengan ramadan kalau di Maret kemudian juga meningkatnya inflasi pada sektor transportasi menjelang mudik,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (28/3).

Faisal mengungkapkan, untuk April 2024 inflasi ditaksir akan turun sedikit dari Maret 2024, walaupun masih terdapat momentum lebaran. Menurutnya, beras yang merupakan komoditas utama penyumbang inflasi, saat ini produksinya mulai meningkat sebab telah memasuki panen dan impor beras juga akan masuk.

Baca Juga: Sejumlah Ekonom Memperkirakan Inflasi di Maret 2024 Bakal Terkerek, Ini Pemicunya

“April itu puncak panen jadi produksi berlimpah, sehingga mestinya harga beras akan turun walaupun harga cabai, bawang akan tetap tinggi di lebaran,” ungkapnya.

Dia bilang, secara keseluruhan di semester I 2024 diproyeksikan inflasi bakal lebih tinggi dibandingkan, semester I 2023.

Faisal menuturkan, meski ada potensi pembayaran uang pendidikan beberapa waktu yang akan datang, menurutnya ini belum akan berdampak pada inflasi dalam waktu dekat.

“Pembayaran uang sekolah ini belum akan berdampak dalam waktu dekat, biasanya di pertengahan tahun bahkan di perguruan tinggi peningkatan inflasi pendidikan di bulan Agustus atau September,” tuturnya.

Faisal menambahkan, di tahun 2024 ini pihaknya memproyeksikan inflasi akan berada di rentang 2,5% hingga 3% sampai akhir tahun.

“Tetapi dengan catatan tidak ada kenaikan harga barang-barang yang diatur oleh pemerintah, seperti listrik, LPG, BBM dan lain-lain,” terangnya.

Sementara itu, Peneliti dan Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Media Wahyudi Askar menyatakan, inflasi di Maret 2024 akan naik tetapi masih di bawah 3% secara tahunan alias year on year (YoY).

Menurutnya, hingga lebaran inflasi harga pangan masih akan terus bergejolak, mulai dari beras, telur daging dan kebutuhan pangan lainnya.

Baca Juga: Realisasi 95%, Pemerintah Telah Gelontorkan 629.000 Ton Beras untuk Bantuan Pangan

“Harga beras saja di berbagai daerah meningkat hampir 20%, ini memukul sekali masyarakat dengan pendapatan desil terbawah,” katanya.

Media menyebut, setelah ramadan atau pada bulan April 2024, permintaan belum tentu kembali normal dan pengecer bahan pokok belum langsung menurunkan harga ,sehingga di April inflasi diperkirakan masih cukup tinggi.

“Faktor pendorong inflasinya adalah karena masih tingginya harga pangan khususnya beras, dan kontribusinya terhadap inflasi diperkirakan masih di atas 0,2%,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×