kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia turun kelas ke lower-middle income country, ini tanggapan pemerintah


Rabu, 07 Juli 2021 / 19:00 WIB
Indonesia turun kelas ke lower-middle income country, ini tanggapan pemerintah


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) menyatakan Indonesia kembali masuk ke negara penghasilan menengah ke bawah, alias lower-middle income country. 

Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Edy Priyono mengatakan, turun kelasnya Indonesia tak lepas dari terkontraksinya perekonomian Indonesia di tahun 2020. 

“Kita semua tahu, tahun 2020 pertumbuhan ekonomi kita minus 2,07%. Artinya, pendapatan nasional 2020 lebih rendah dibandingkan tahun 2019 sehingga secara otomatis, pendapatan per kapita juga turun,” ujar Edy kepada Kontan.co.id, Rabu (7/7). 

Selain kinerja perekonomian yang jeblok, nilai tukar rupiah pada tahun 2020 secara rerata turun 2,6% bila dibandingkan dengan tahun 2019. 

Meski begitu, dirinya masih optimistis di perhitungan selanjutnya, alias pada pertengahan tahun 2022, Indonesia sudah akan kembali naik kelas ke kelompok upper-middle income. 

Baca Juga: Indonesia turun kelas jadi negara lower-middle income

Namun, semuanya ini akan bergantung pada kinerja perekonomian tahun 2021. Sedangkan kinerja perekonomian di tahun ini juga akan sangat bergantung pada pengendalian Covid-19 sehingga tidak ada lagi pembatasan aktivitas. 

“Bila mobilitas masyarakat kembali membaik, maka pertumbuhan ekonomi RI yang utamanya didorong konsumsi akan membaik. Saya pribadi masih optimistis, kita bisa segera kembali ke kelompok upper-middle income,” tambahnya. 

Dalam jangka pendek, untuk memulihkan perekonomian, pemerintah punya program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang bisa mengerem perburukan ekonomi. 

Menurutnya, program PEN ini sudah terbukti berhasil dalam meminimalkan dampak negatif pandemi terhadap perekonomian Indonesia. 

“Bila tanpa program PEN, maka kontraksi akan bisa lebih besar, bahkan tanpa program PEn berupa perlindungan sosial, angka kemiskinan bisa naik,” tandasnya. 

Selanjutnya: Kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) jadi angin segar bagi sektor hulu migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×