kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Indonesia Naik Kelas, Namun Belum Jaminan Keluar Perangkap Middle Income Trap


Selasa, 04 Juli 2023 / 17:18 WIB
Indonesia Naik Kelas, Namun Belum Jaminan Keluar Perangkap Middle Income Trap
ILUSTRASI. Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Senin (25/4/2022). Status Indonesia kini masuk kembali dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Status Indonesia kini masuk kembali dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC).

Berdasarkan rilis Bank Dunia, Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia tercatat naik sebesar 9,8% menjadi US$ 4.580 di 2022, dibandingkan pada tahun 2021 yang hanya US$ 4.170.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan, meningkatnya status Indonesia ini searah dengan upaya pemerintah agar bisa keluar dari perangkap middle income trap (jebakan pendapatan kelas menengah) yang selama ini dikhawatirkan akan dialami oleh Indonesia.

Namun, naiknya Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas belum tentu membuat Indonesia terhindar dari perangkat middle income trap tersebut.

“Naiknya Indonesia di status baru ini sebenarnya juga tidak serta merata menjadi jaminan Indonesia akan keluar dari jebakan middle income,” ujar Yusuf kepada Kontan.co.id, Selasa (4/7).

Baca Juga: Kejar Status Negara Berpendapatan Tinggi, BKF: Butuh Pertumbuhan Ekonomi 6%-7%

Hal ini lantaran Indonesia masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk biasa naik kelas menjadi negara pendapatan tinggi.

Salah satunya adalah upaya untuk mendorong penyerapan angkatan kerja yang lebih banyak seiring dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja dalam beberapa tahun terakhir ini.

Menurutnya, Indonesia saat ini masih berada pada periode bonus demografi, di mana usia produktif lebih besar komposisinya jika dibandingkan usia non produktif

“Inilah yang kemudian perlu dilihat pemerintah sebagai modal agar Indonesia bisa naik kelas kembali menjadi negara high income countries,” katanya.

Yusuf menyarankan agar pemerintah perlu mendorong sektor-sektor lapangan usaha, di mana selain bisa memberikan multiplier effect terhadap perekonomian, namun juga bisa menyerap angkatan kerja yang besar pula.

Menurutnya, salah satu sektor yang bisa didorong adalah sektor manufaktur, hal ini dikarenakan sektor ini mempunyai kemampuan untuk membawa Indonesia bisa keluar dari perangkap middle income trap.

Baca Juga: RI Kini Berpendapatan Menengah Atas, Sri Mulyani: Akan Jadi Destinasi Investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×