kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.304   -209,00   -1,30%
  • IDX 6.975   -132,72   -1,87%
  • KOMPAS100 1.041   -22,45   -2,11%
  • LQ45 818   -15,56   -1,87%
  • ISSI 212   -4,19   -1,94%
  • IDX30 417   -9,07   -2,13%
  • IDXHIDIV20 504   -9,59   -1,87%
  • IDX80 119   -2,59   -2,14%
  • IDXV30 124   -2,45   -1,93%
  • IDXQ30 139   -2,54   -1,79%

Agar Terbebas dari Middle Income Trap, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus 6%-7%


Rabu, 05 April 2023 / 15:58 WIB
Agar Terbebas dari Middle Income Trap, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Harus 6%-7%
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN Bappenas) Suharso Monoarfa di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk bisa keluar dari status negara Middle Income Trap (MIT) sebelum 2045. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan Indonesia harus memiliki pertumbuhan ekonomi di kisaran 6% samapi 7% per tahun agar bisa keluar dari status MIT.

Dia menyampaikan pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% tentu tidak cukup untuk mendorong Indonesia keluar dari MIT sebelum 2045.

Adapun status MIT telah disandang Indonesia sejak 30 tahun terakhir. Berdasarkan data 22 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tak sampai di atas 5%.

Baca Juga: Agar Terlepas dari Jebakan Middle Income Trap, Ini yang Dilakukan Pemerintah

"Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 hingga 2022 sebesar 4,71%, kemudian 2015 sampai 2022 mencapai 4,01%," ucap dia dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (5/4).

Suharso menyampaikan perhitungan rata-rata tersebut berdasarkan Gross National Income (GNI).

Dia menerangkan GNI itu merupakan hasil dari Gross Domestic Product (GDP) ditambah dengan hasil remittance dan dikurangi dari pendapatan per kapita orang asing yang ada di dalam negeri.

Baca Juga: Agar Tak Terjebak dalam Middle Income Trap, Jokowi Bilang Begini

Sebab, kata dia, remittance Indonesia itu lebih kecil daripada pendapatannya orang asing sehingga GNI Indonesia cenderung lebih kecil dari GDP.

Oleh karena itu, untuk keluar dari status MIT, Suharso menyampaikan Indonesia butuh pertumbuhan ekonomi sebesar 6% sampai 7% per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×