Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia Amerika Serikat dan China memang ngeri dibayangkan. Tapi, Indonesia harus lebih mencari manfaat dari seteru dagang keduanya, sembari mengantisipasi dampak limpahan barang ke dalam negeri.
"Kita yang harus segera menyikapi bagaimana memanfaatkan momentum itu," ujar Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri (Dirjen Daglu) Kementerian Perdagangan (Kemdag) Oke Nurwan usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Selasa (10/7).
Perang dagang akan berdampak pada pasokan kebutuhan kedua negara. Oke mencontohkan, nantinya akan ada pasokan yang hilang dari AS ke China.
Nantinya kekosongan tersebut akan diisi oleh negara lainnya. Hal itulah yang menjadi peluang bagi Indonesia.
Indonesia dalam hal itu diuntungkan karena dapat memanfaatkan perjanjian dagang yang telah ada sebelumnya. "Kita harus memanfaatkan potensi perjanjian yang sudah ada, misalnya ASEAN-China," jelas Oke.
Pada perjanjian dagang tersebut terdapat keterbukaan bea masuk. Bahkan hampir 95% komoditas di Indonesia sudah masuk dalam perjanjian tersebut.
Meski begitu, perang dagang juga mengakibatkan peralihan barang. Barang ekspor yang sebelumnya masuk ke China dari AS akan dialihkan ke megara lain termasuk Indonesia.
"Kita harus antisipastif, bahwa kalau memang harus masuk ya barang yang memang kita butuhkan," terang Oke.
Walau ada kemungkinan barang masuk, Indonesia tidak akan melakukan revisi tarif bea masuk. Oke bilang evaluasi tidak diperlukan, sikap Indonesia akan optimalisasi situasi yang ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News