kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   -13.000   -0,68%
  • USD/IDR 16.195   57,00   0,35%
  • IDX 7.898   -32,88   -0,41%
  • KOMPAS100 1.110   -7,94   -0,71%
  • LQ45 821   -5,85   -0,71%
  • ISSI 266   -0,63   -0,24%
  • IDX30 424   -3,04   -0,71%
  • IDXHIDIV20 487   -3,38   -0,69%
  • IDX80 123   -1,10   -0,89%
  • IDXV30 126   -1,56   -1,22%
  • IDXQ30 137   -1,32   -0,96%

Investasi KEK pada Kuartal I-2025 Tembus Rp 17,5 Triliun


Selasa, 22 Juli 2025 / 15:51 WIB
Investasi KEK pada Kuartal I-2025 Tembus Rp 17,5 Triliun
ILUSTRASI. PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang pada 20 Maret 2025 Sepanjang kuartal I-2025, realisasi investasi di KEK mencapai Rp 17,5 triliun, melampaui capaian pada periode yang sama tahun lalu.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID-JAKARTA Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menunjukkan geliat positif pada awal tahun ini. 

Sepanjang kuartal I-2025, realisasi investasi di KEK mencapai Rp 17,5 triliun, melampaui capaian pada periode yang sama tahun lalu.

"Aktivitas produksi dan penciptaan nilai tambah di sektor-sektor seperti manufaktur, pariwisata, kesehatan, dan digital menjadi tumpuan penting pertumbuhan ekonomi," kata Juru Bicara Kemenko Perekonomian, Haryo Limanseto dalam keterangannya, Selasa (22/7).

Kinerja ini menambah deretan capaian KEK yang hingga akhir 2024 telah membukukan investasi kumulatif Rp 263,4 triliun, menyerap 160.874 tenaga kerja, serta mencetak nilai ekspor Rp 61,71 triliun. 

Baca Juga: Prabowo Panggil Menteri-Menteri Bahas KEK hingga RAPBN 2026

Saat ini, 403 pelaku usaha telah beroperasi di dalam kawasan tersebut.

Sektor-sektor seperti manufaktur, pariwisata, kesehatan, dan digital menjadi tumpuan utama pertumbuhan nilai tambah di kawasan. 

Di tengah pertumbuhan tersebut, pemerintah terus memperkuat ekosistem data nasional melalui kolaborasi lintas lembaga guna memastikan ketersediaan data statistik yang kredibel, terukur, dan bermanfaat untuk pengambilan kebijakan pembangunan.

Hal ini diwujudkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Dewan Nasional KEK, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) pada Senin (21/7) di Jakarta.

"Kolaborasi antar lembaga dalam membangun sistem data yang modern dan kredibel adalah fondasi penting bagi kebijakan pembangunan yang lebih tepat sasaran,” tegas Menko Airlangga.

Saat ini, data investasi KEK sudah tercatat dalam sistem Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) milik Kementerian Investasi/BKPM, sementara data ekspor difasilitasi lewat sistem PPKEK yang dikelola DJBC dan LNSW Kementerian Keuangan.

Baca Juga: Target Investasi di KEK Sanur Mencapai Rp 10,2 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×