Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan
CANBERRA. Perekonomian Indonesia diklaim telah keluar dari situasi sulit akibat kondisi perekonomian global dan faktor ekonomi domestik. Hal ini terjadi seiring dengan dikeluarkannya serangkaian kebijakan pemerintah.
"Defisit neraca pembayaran dan tingkat inflasi berhasil diturunkan, nilai tukar rupiah menunjukkan tren penguatan, sementara pertumbuhan ekonomi tercatat masih cukup tinggi," kata Menteri Keuangan M. Chatib Basri, Jumat (21/2).
Hal tersebut dikatakan Menteri Keuangan M. Chatib Basri dalam kuliah umum di Australian National University (ANU), Canberra, Jumat.
Dalam kuliah umum yang dihadiri oleh lebih dari 200 peserta tersebut, Menkeu RI berbagi pengalaman mengenai pengelolaan ekonomi Indonesia dalam situasi ekonomi global yang tidak menentu.
Terlepas dari capaian tersebut, dalam jangka panjang Indonesia harus lebih serius dalam melakukan upaya peningkatan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, dan reformasi kelembagaan jika ingin bertransfomasi dari negara middle income menjadi negara maju.
Dalam konteks hubungan dengan Australia, Menkeu menyampaikan bahwa kedua negara memiliki potensi yang besar untuk membangun kemitraan ekonomi dan memainkan peran dalam rantai jaringan global.
Disebutkan pula, Indonesia masih perlu melakukan investasi di bidang sumber daya manusia untuk mendorong transformasi ekonomi dari negara dengan pendapatan menengah menjadi negara maju.
"Sumber daya manusia, infrastruktur, dan aspek kelembagaan merupakan tiga hal yang harus dilakukan untuk memastikan ekonomi Indonesia terus tumbuh di masa mendatang," katanya.
Kunjungan Menkeu ke Australia kali dalam rangka menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota G-20 yang diselenggarakan di Sydney, 22-23 Februari 2014.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News