kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Hatta: Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat sehat


Selasa, 10 September 2013 / 15:14 WIB
Hatta: Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat sehat
Promo JSM Hypermart mulai 22-25 April 2022, nikmati promo hyper diskon weekend terbaru selama 4 hari di akhir pekan.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menko Perekonomian RI Hatta Rajasa menyebut ekonomi Indonesia masih dalam kondisi sehat. Kondisi perekonomian Indonesia tersebut ditandai dengan tumbuhnya ekonomi dalam kurun 5 tahun terakhir yang rata-rata mampu mencapai 5 persen.

Bahkan saat terjadi krisis di tahun 1998 pun ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh mencapai 4,9 persen.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat sehat. Kita pernah mengalami krisis 1998, pada saat krisis itu ekonomi kita bisa tumbuh di 4,9 persen," kata Hatta dalam acara Danareksa Macro Forum 2013 di Jakarta, Selasa (10/9/2013).

Hatta mengatakan, dalam 5 tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik, dengan kenaikan rata-rata 5 persen. Lebih lanjut, sebagai langkah antisipasi terhadap kondisi ekonomin saat ini, pemerintah segera merespon dengan luncurkan paket kebijakan ekonomi.

Ia berharap respon pemerintah ini dapat mengatasi turbulensi perekonomian Indonesia. "Respons yang diberikan pemerintah untuk membangun confidence bahwa kita memiliki sejumlah kebijakan. Katakanlah seperti penerbangan yang sedang alami turbulensi. Dalam kondisi seperti ini, perbahyak dialog seperti ini," ujar Hatta.

Dia juga mengungkapkan, meski ekonomi sedang dalam kondisi tidak stabil, namun konsumsi masyarakat masih cukup bagus dan menggembirakan. Hal ini terlihat dari meningkatnya pembangunan infrastruktur.

"Selama ini infrastruktur yang identik dengan APBN, sekarang sudah mulai bergeser. Saat ini porsi BUMN dan swasta yang masuk infrastruktur sehingga sudah di atas 4 persen dari GDP. Ini kemudian mengakibatkan kompetitif indeks meningkap tajam dari 50 ke 38," ujarnya.

Hatta optimistis Indonesia masih akan menjadi tujuan utama investor asing. "Kita masih menjadi negara tujuan investasi di ASEAN. Ini artinya kita masih mampu. Petumbuhan ekonomi kita masih relatif stabil dibanding negara lain," tandas Hatta. (Sakina Rakhma Diah Setiawan/Kompas.com)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×