Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Meski perlambatan ekonomi global tahun depan diperkirakan akan berimbas pada perlambatan ekonomi di dalam negeri, tapi pemerintah masih optimistis target investasi tahun 2012 akan tercapai. Pasalnya, kondisi fundamental Indonesia yang cukup bagus mendorong investor asing untuk tetap berinvestasi di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan mengungkapkan, tahun 2012 nanti, BKPM mematok target realisasi investasi baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA) sekitar Rp 290 triliun. Jika dibanding target tahun 2011 yang sebesar Rp 240 triliun, maka target investasi tahun depan tumbuh sekitar 20,83%.
Ia menambahkan, target investasi yang dipatok BKPM untuk tahun depan ini sudah memperhitungkan adanya potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat imbas krisis global. "(Target investasi tahun depan) Optimis bisa tercapai. Target ini juga sudah memperhitungkan adanya potensi perlambatan ekonomi," ujarnya Rabu (12/10).
Kendati krisis global membayangi perekonomian dunia tahun deapn, tapi Gita masih optimis arus modal masuk dari asing (Foreign Direct Investment) masih akan mengalir deras ke Indonesia. Alasannya, tahun depan Indonesia akan bisa masuk ke dalam level investasi (investment grade). "Kalau jadi investment grade, kenaikan FDI bisa 1% hingga 1,5% dari PDB kita," kata Gita.
Ia mencontohkan, jika tahun depan PDB Indonesia bisa mencapai sekitar US$ 900 miliar, maka 1% dari US$ 900 miliar saja sudah US$ 9 miliar. "Itu kenaikan FDI. Nah, kalau (FDI) kita bisa mencapai US$ 20 miliar, ditambah US$ 9 miliar sudah jadi US$ 29 miliar," jelas Gita.
Sepanjang tahun ini, jelas Gita, investasi riil di Indonesia juga belum banyak terpengaruh. Makanya, Gita optimis hingga akhir tahun ini target pertumbuhan investasi yang sudah dipatok minimal 15% (Rp 240 triliun) masih bisa tercapai.
Sementara itu, pada kuartal III tahun ini, Gita bilang pertumbuhan investasi Indonesia masih cukup bagus. "Secara year on year (investasi kuartal III) masih tumbuh sekitar 10% hingga 15%," ujarnya.
Ia mengakui, akibat kekhawatiran investor akan datangnya krisis sempat berpengaruh dari sisi investasi di portofolio. Ini tercermin dari anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan juga indeks di negara lain. Gita bilang hal ini merupakan dampak dari aksi investor yang ingin mengamankan investasinya dengan menariknya dari portofolio.
Hanya saja, Gita menuturkan kondisi penyelamatan investasi ini tidak akan berlangsung lama. "Setelah kondisi reda, mereka mencari pasar yang fundamentalnya baik. Saya yakin Indonesia salah satu perekonomian yang menarik dibandingkan Eropa dan Amerika Serikat," jelasnya.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa menambahkan, meski tetap waspada akan datangnya krisis, tapi secara fundamental kondisi ekonomi Indonesia cukup kuat. Menurutnya, krisis ini justru harus dijadikan peluang bagi Indonesia agar tidak berhenti mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Jangan menjadi bangsa yang pesimis melihat badai. Kita tidak usah berhenti mengembangkan market hanya karena adanya satu turbulensi," jelasnya.
Sebelumnya, Hatta bilang kondisi krisis yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat justru membuat investor mencari negara berkembang yang memiliki prospek investasi bagus. Nah, Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki fundamental bagus. Makanya, Hatta optimis investasi asing bakal terus masuk ke Indonesia meski ancaman krisis di depan mata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News