kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI: Daya saing daerah terkonsentrasi di Jawa


Selasa, 18 Februari 2014 / 16:05 WIB
BI: Daya saing daerah terkonsentrasi di Jawa
Rekomendasi Saham Indosat (ISAT) Pasca Putuskan PHK 300 Lebih Karyawan


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2014 masih dibayangi oleh turbulensi. Bank Indonesia mensinyalir, daya saing daerah terkonsentrasi di Jawa.

Direktur Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Doddy Zulverdy menuturkan, berdasarkan hasil studi, daya saing terkini menunjukkan konsentrasi kemampuan daya saing yang tinggi di Jawa dan Bali. Sementara itu, kemampuan daya saing di kawasan Sulawesi, Ambon dan Papua, berada di kelompok terendah.

Hasil tersebut berdasarkan studi Asia Competitiveness Institute, Lee Kuan Yeuw School of Public Policy, National University of Singapore.

"Faktor stabilitas makro, institusi pemerintah dan tenaga kerja, menjadi penunjang keunggulan daya saing Jawa," jelas Doddy di Gedung BI, Jakarta, Selasa (18/2).

Doddy melanjutkan, rendahnya daya saing daerah-daerah, Sulawesi, Ambon, Papua, Sumatera dan sebagian Kalimantan, terutama disebabkan stabilitas ekonomi dan infrastruktur.

Karena itu, dalam rangka kontribusi aktif dalam pembangunan ekonomi daerah, bank sentral di berbagai daerah menginisiasi pengembangan klaster. Hal ini menurut Doddy dilakukan melalui dukungan pungutan kelembagaan, peningkatan kompetensi petani dan juga peternak, serta hubungan pada pembiayaan perbankan.

"Pengembangan klaster diarahkan pada komoditas pangan yang berkontribusi pada pembentukan harga (inflasi) di daerah dan komoditas yang dapat memberikan nilai tambah bagi pendapatan masyarakat," ucap Doddy.

Doddy merinci, untuk wilayah Sumatera Utara, bank sentral melakukan pengembangan intensifikasi beras melalui metode SRI di Serdang Bedagai. Di Kalimantan, BI melakukan pengembangan kelembagaan klaster cabe melalui model rumah pasar serta pemasaran bersama.

Di Jawa Tengah, dilakukan pengembangan klaster rotan. Di Jawa Barat, dilakukan pengembangan klaster cabe merah dan ternak ayam. Sementara itu, pengembangan klaster sapi dikembangkan di Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Di Yogyakarta, Bank Indonesia mengembangkan budidaya ikan dan klaster sapi. Sementara di Sulawesi, Maluku dan Papua, dilakukan pengembangan klaster rumput laut, klaster cabe, klaster batik dongga dan klaster ikan bandeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×