kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Indonesia berpeluang menyusul India


Senin, 23 Juli 2012 / 23:09 WIB
Indonesia berpeluang menyusul India
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah DPLK BNI di Jakarta, Senin (2/11) KONTAN/Carolus Agus Waluyo/02/11/2020.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan menyusul India. Sehingga Indonesia berpeluang masuk negara BRICS.

Ekonom Standard Chartered Bank, Fauzi Ichsan menjelaskan, BRICS merupakan negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. Negara tersebut adalah; Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan.

"Untuk menggantikan India di BRICS, mungkin tidak. Tetapi Indonesia masih berpeluang mendekati pertumbuhan ekonomi India," kata Fauzi selepas ramah tamah OJK dengan Industri Perbankan dan Multifinance di Lobby Menara Radius Prawiro Gedung A Bank Indonesia Jakarta, Senin (23/7).

Untuk menjadi negara yang masuk BRICS, negara harus memiliki pendapatan domestik bruto (GDP) di atas US$ 1 triliun. Padahal GDP Indonesia saat ini baru US$ 940 miliar.

Saat ini, pertumbuhan ekonomi India sebesar 6,2%. Nilai tersebut masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi global yang hanya 2,5% di akhir 2012.

Sementara Bank Indonesia (BI) memperkirakan target pertumbuhan ekonomi nasional sekitar 6,3%. Sedangkan Goldman Sach memperkirakan Indonesia hanya tumbuh 5,4%.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia cepat, neraca ekonomi juga sehat. Indonesia berpotensi menyusul India dalam dua tahun ke depan," jelasnya.

Sekadar catatan, BRICS merupakan akronim lima negara di dunia dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. BRICS dicetuskan oleh Goldman Sach 2011. Menurut Goldman Sach, gabungan pertumbuhan ekonomi di lima negara ini mampu menyaingi ekonomi negara maju pada 2050 mendatang. (Didik Purwanto/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×