kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia akan memperkuat kerjasama investasi dengan Australia


Minggu, 09 Februari 2020 / 13:41 WIB
Indonesia akan memperkuat kerjasama investasi dengan Australia
Presiden Joko Widodo disambut upacara kenegaraan oleh Gubernur Jenderal Australia David Hurley dan Ibu Linda Hurley di Government House, Canberra, Australia, Minggu (9/2).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah berupaya meningkatkan investasi dari Australia ke Indonesia. Karena itu, dalam kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Australia pada 8-10 Februari 2020, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia turut serta.

Dalam kunjungan tersebut, Jokowi akan menghadiri Annual Leaders Meeting (ALM) yang terakhir dilaksanakan di Bogor pada 31 Agustus 2018 silam.

Baca Juga: Ke Australia, Jokowi akan tandatangani rencana aksi IA-CEPA 2020-2024

Pertemuan tersebut membahas penerapan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) guna meningkatkan akses pasar Australia, serta membahas peluang investasi Australia di Indonesia.

Adapun bagi Indonesia, IA-CEPA diharapkan dapat menggenjot ekspor barang-barang ke Australia lantaran defisit neraca perdagangan selama ini hampir mencapai US$ 3 miliar.

“Hal ini sejalan dengan target investasi pada peningkatan sektor industri berorientasi ekspor. Sekarang peluang pasar diperluas. Ini jadi modal kami untuk ‘jualan’ kepada investor yang mau masuk ke Indonesia,” ujar Bahlil seperti dikutip dari keterangan resminya, Minggu (9/2).

Baca Juga: Lakukan kunjungan kenegaraan ke Australia, berikut agenda Jokowi

Bahlil menambahkan, kemudahan tarif dan non-tarif yang ada dalam IA-CEPA juga menjadi kesempatan bagi UMKM untuk memicu penjualan produk-produk ke Australia,  serta dapat berkolaborasi dengan beberapa start-up di Indonesia .

IA-CEPA juga mengatur kerjasama di bidang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi dan vokasi.

“Australia jangan hanya investasi di sektor pertambangan saja, tetapi perlu juga di sektor pendidikan vokasi supaya  upgrade skill pekerja Indonesia. Jadi pekerja Indonesia sudah siap masuk ke lapangan kerja maupun menciptakan lapangan pekerjaan menjadi  social entrepreneur,” tutur Bahlil.

Baca Juga: Ini kekhawatiran buruh seputar omnibus law cipta lapangan kerja

Sebagai informasi, Australia  dalam periode 2015-2019  baru berinvestasi sebanyak US$ 1,8 miliar atau berada di peringkat ke-12 negara asal investor di Indonesia.

Sektor yang mendominasi adalah pertambangan (44,7%), Industri Logam tidak termasuk permesinan dan peralatan industri (11,3%) serta Perkebunan dan Peternakan (9,4%). Sementara, lokasi investasi Australia di Indonesia terfokus di Kalimantan (23,5%) dan Sumatera (23,1%).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×