Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir ternyata dianggap tak berbanding lurus dengan masuknya investasi asing.
Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) bidang Tax Center Ajib Hamdani berpendapat, pelemahan rupiah ini justru akan mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia yang semakin negatif.
Apalagi, defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) masih melebar, di mana di kuartal kedua tahun ini CAD mencapai 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menurut Ajib, investasi, khususnya investasi asing dalam bentuk direct foreign investment (FDI) akan terstimulus karena adanya debirokratisasi, deregulasi, dan structural reform.
"Sebenarnya banyak investor yang mau masuk. Misalnya kita mau investasi di daerah, sektor energi misalnya. Berapa banyak aturan tumpang tindih yang ada? Artinya yang dibutuhkan investasi untuk masuk bukan perlemahan rupiah, ini tidak nyambung," tutur Ajib kepada Kontan.co.id, Selasa (9/10).
Karena itu, pemerintah pun aktif dalam mengatasi hal ini. Pemerintah harus melakukan upaya konkret seperti memberikan insentif moneter, insentif fiskal, maupun dari sisi kebijakan.
Sementara itu, Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi di enam bulan pertama 2018 sebesar Rp 361,6 triliun atau naik 7,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni sebesar Ro 336,7 triliun.
Realisasi investasi tersebut berasal dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang sebesar Rp 157 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 204,6. PMDN meningkat 20,9% secara yoy sementara PMA justru mengalami penurunan sebesar 1,1% secara yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News