kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   8.000   0,41%
  • USD/IDR 16.442   107,00   0,66%
  • IDX 7.936   30,42   0,38%
  • KOMPAS100 1.106   -3,16   -0,28%
  • LQ45 813   -4,14   -0,51%
  • ISSI 266   0,45   0,17%
  • IDX30 421   -2,53   -0,60%
  • IDXHIDIV20 488   -3,70   -0,75%
  • IDX80 123   -0,68   -0,55%
  • IDXV30 131   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 136   -1,35   -0,98%

Di Tengah Geopolitik dan Digitalisasi, BI Cari Arah Baru Sistem Pembayaran Global


Rabu, 27 Agustus 2025 / 16:57 WIB
Di Tengah Geopolitik dan Digitalisasi, BI Cari Arah Baru Sistem Pembayaran Global
ILUSTRASI. Bank Indonesia membeberkan, perekonomian global saat ini dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan pesatnya inovasi digital.? KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/04/2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membeberkan, perekonomian global saat ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan pesatnya inovasi digital.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, kedua faktor ini membentuk lanskap transaksi internasional yang semakin kompleks, termasuk pada peran bank sentral dan otoritas terkait dalam memberikan layanan jasa kebanksentralan bagi pemerintah dan stakeholders serta penyelenggaraan sistem pembayaran di era digital.

“Penguatan konektivitas, interoperabilitas, dan kolaborasi antarnegara berperan penting dalam mendukung terciptanya ekosistem transaksi pembayaran antarnegara yang adaptif dan inklusif di era digital,” tutur Perry dalam keterangan tertulis, Rabu (27/8/2025).

Baca Juga: Bank Indonesia: Uang Beredar Capai Rp 9.569,7 Triliun per Juli 2025

Lebih lanjut, Perry menegaskan komitmen penuh Bank Indonesia untuk memajukan pengembangan ekonomi dan keuangan digital serta memperkuat konektivitas antarnegara melalui kerja sama dengan berbagai otoritas dan mitra strategis global maupun domestik.

Ia menyebut, prioritas BI mencakup digitalisasi dan integrasi sistem pembayaran domestik dan global (baik retail maupun wholesale), pembangunan infrastruktur digital yakni BI-Fast, QRIS, serta penguatan infrastruktur industri melalui SNAP dan manajemen risiko, konsolidasi industri serta keterhubungan dengan konektivitas regional.

Kemudian, inovasi berkelanjutan dalam layanan kebanksentralan, perluasan kerja sama lintas negara, serta pengembangan Digital Rupiah sebagai instrumen strategis untuk mendukung inovasi transaksi pembayaran yang relevan dan stabilitas keuangan di era digital.

“Pemanfaatan inovasi digital, termasuk instrumen cross-border, harus diiringi dengan sinergi dan kehati-hatian agar mampu memperkuat stabilitas, mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: BI Siapkan Perluasan QRIS ke China dan Arab Saudi

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha C. Nasir memandang CB Fest 2025 mencerminkan komitmen BI dalam melakukan transformasi digital di tengah lanskap keuangan global saat ini. Kondisi global dihadapkan pada persaingan geopolitik, volatilitas ekonomi, dan disruptive technology.

Menurutnya, di tengah latar belakang ini, tiga tindakan yang dapat dilakukan bersama dalam menjaga stabilitas keuangan, yaitu kepercayaan (trust) dimana tanpa adanya kepercayaan publik sistem keuangan tidak akan dapat beroperasi secara optimal, keadilan (fairness) dimana tanpa keadilan sistem keuangan dapat kehilangan legitimasinya.

“Serta kerja sama (cooperation) yang merupakan kunci ketahanan sistem keuangan di tengah inovasi teknologi yang berkembang dengan cepat," ungkapnya Arrmanatha.

Selanjutnya: Thom Haye Resmi Bergabung ke Persib, Siap Beraksi di Super League 2025-2026

Menarik Dibaca: 10 Merek Sunscreen Lokal Terbaik pada Tahun 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004

[X]
×