kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Harga tingkat konsumen bisa meningkat


Jumat, 02 Maret 2018 / 06:41 WIB
Harga tingkat konsumen bisa meningkat
ILUSTRASI. Tambang Batubara


Reporter: Adi Wikanto, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga barang di tingkat konsumen berpotensi meningkat. Hal itu kemungkinan terjadi seiring tren kenaikan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) umum nonmigas yang terus meningkat hingga Februari 2018.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, IHPB pada Februari 2018 naik 0,25% dari bulan sebelumnya yang 162,02 menjadi 162,43. Kenaikan IHPB tertinggi pada sektor pertambangan dan penggalian 0,64%. "Beberapa komoditas pertambangan naik harga di pasar," jelas Kepala BPS Suhariyanto, Kamis (1/3).

Beberapa komoditas yang naik harga pada Februari 2018 antara lain tomat, batubara, beras, ikan beku, rokok kretek, solar, besi dan baja impor, serta kayu, barang dari kayu.

BPS juga mencatat IHPB Bahan Bangunan/Konstruksi pada Februari 2018 naik 0,34% terhadap bulan sebelumnya. Itu disebabkan kenaikan harga besi seperti besi beton, kawat dan sejenisnya, kaca lembaran, paku, mur, dan baut.

Secara keseluruhan sektor industri merupakan penyumbang andil dominan pada perubahan IHPB. "Barang ekspor nonmigas andilnya tidak signifikan," kata Suhariyanto.

Menurut definisi Bank Indonesia, IHPB adalah indikator yang menggambarkan besarnya perubahan harga di tingkat pedagang besar/grosir. Harga terjadi antara penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama.

Ekonom Bank Danamon Dian Ayu Yustina bilang, kenaikan IHPB mengindikasikan penambahan harga produksi. Hal itu bakal berujung pada peningkatkan harga di tingkat konsumen. "Tapi kemungkinan produsen masih belum akan menyesuaikan kenaikan harga produksi, karena daya beli konsumen masih tertekan," jelas Dian.

Ia menilai tekanan kenaikan harga itu hanya bersifat sementara. Ini terkait perayaan Imlek yang jatuh pada pertengahan Februari sehingga memicu permintaan barang. Di sisi lain, pasokan barang juga berkurang karena masih menunggu masa panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×