kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga pangan pasca Lebaran melambung tinggi, ini kata IKAPPI


Minggu, 09 Juni 2019 / 15:32 WIB
Harga pangan pasca Lebaran melambung tinggi, ini kata IKAPPI


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah bahan pangan masih tercatat cukup tinggi meski lebaran sudah berlalu. Bahan pangan seperti bawang merah, bawang putih, cabai, daging ayam, hingga telur ayam masih menunjukkan harga yang tinggi bahkan ada yang mengalami peningkatan dibandingkan saat puasa dan lebaran.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengakui rata-rata harga bahan pangan hingga saat ini memang terpantau tinggi. Dia menyebut, harga rata-rata cabai TW besar misalnya masih berkisar Rp 65.000 per kg, cabai merah sekitar Rp 50.000 per kg, bawang merah berkisar Rp 41.000 per kg, bawang putih pun masih berkisar Rp 44.000 per kg.

Berdasarkan data data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), per 7 Juni, harga bawang putih berkisar Rp 44.900 per kilogram (kg), meningkat dari 4 Juni yang sebesar Rp 42.550 per kg, harga bawang merah mencapai Rp 42.500 per kg, meningkat dari 4 Juni yang sebesar Rp 42.550 per kg.

Harga cabai merah berkisar Rp 56.650 per kg. Sementara harga daging ayam ras hingga 7 Juni sudah mencapai 39.050 meningkat dari 4 Juni yang tercatat sebesar 38.650 per kg dan harga telur ayam ras mencapai 27.650 per kg dari 4 Juni yang sebesar Rp 25.650 per kg.

Abdullah menerangkan, penyebab tingginya harga beberapa komoditas pangan ini memang berbeda-beda tetapi umumnya hal ini disebabkan tidak adanya keseimbangan antara produksi dan permintaan di pasar.

Untuk bawang putih dan bawang merah misalnya. Tingginya harga tersebut dikarenakan produksinya yang tak banyak, tetapi permintaan di pasar cukup tinggi. Menurutnya, salah satu faktornya bisa jadi disebabkan banyaknya petani yang berlibur saat lebaran sehingga panen tak dilakukan. "Bisa jadi cabai atau bawangnya di pohon masih ada tetapi belum dipanen," tutur Abdullah kepada Kontan.co.id, Minggu (9/6).

Berbeda dengan bawang merah dan cabai, Abdullah mengaku masih kesulitan menjelaskan penyebab kenaikan harga bawang putih. Pasalnya, kegiatan impor sudah dilakukan, tetapi harga masih tetap tinggi.

Lebih lanjut Abdullah menyebut, permintaan atas daging ayam dan telur ayam ras justru cenderung lebih tinggi setelah puasa dan lebaran. Inilah yang menyebabkan harga kedua komoditas ini justru mengalami kenaikan setelah lebaran. Sementara, dia menilai permintaan atas daging sapi akan tetap tinggi dalam satu bulan ke depan.

Bila dibandingkan dengan tahun lalu, Abdullah menilai kenaikan bahan pangan saat lebaran dan pasca lebaran tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. "Tahun lalu, permintaannya stabil dan stoknya ada, sekarang permintaan tetap tetapi stoknya kurang," tambah Abdullah.

Dia menambahkan, kurangnya stok tahun ini diakibatkan kurangnya koordinasi antara Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Selain itu, kurangnya persiapan menuju lebaran pun dianggap menjadi salah satu faktor. "Tahu ini persiapannya lebih banyak ke pemilu," ujar Abdullah.

Terkait penurunan harga, Abdullah mengatakan masing-masing bahan pangan memiliki waktu yang berbeda-beda untuk bisa kembali normal. Berdasarkan pengalaman dari tahun-tahun sebelumnya, Abdullah berpendapat harga cabai, bawang, sayuran dan ayam dan telur akan mulai normal 2 minggu setelah lebaran sementara harga daging sapi diperkirakan masih tinggi sampai 1 bulan ke depan.

"Tetapi ini berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya. Untuk tahun ini kita lihat supply dan demadn-nya seimbang atau tidak dan bagaimana persiapan pemerintah," tutur Abdullah.

Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Tjahja Widayanti berpendapat harga berbagai komoditas pangan akan segera turun dalam 1 minggu ke depan didorong oleh pulihnya aktivitas pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×