Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mengupayakan stabilisasi pasokan dan harga cabai rawit merah (CRM) yang mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pihaknya terus mendorong mobilisasi pasokan dari daerah surplus ke daerah defisit untuk membangun pemerataan distribusi di seluruh wilayah.
“Kita mendorong pemerintah daerah untuk saling membangun kerja sama antar daerah (KAD) sehingga cabai di daerah yang masih produksi dan harganya stabil dapat mendistribusikan cabai ke daerah defisit atau daerah dengan harga cabai yang tinggi.” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Rabu (01/11).
Adanya penguatan kerja sama antar daerah (KAD) ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta agar terbangun konektivitas yang membuat produksi pangan di daerah surplus terdistribusi ke daerah defisit secara merata untuk menjaga kestabilan harga.
Baca Juga: Pastikan Penerapan Tata Kelola yang Baik, Food Station Gandeng Kejari Jaktim
KAD ini mengoptimalkan pemanfaatan dana APBD dan BTT (Belanja Tidak Terduga).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi bersama Mendagri Tito Karnavian dalam Rakor Inflasi yang rutin digelar setiap pekan menegaskan, pemerintah daerah tidak perlu ragu untuk memanfaatkan dana tersebut untuk memobilisasi pangan di daerah masing-masing.
"Kemarin bersama Menkeu Bu Sri Mulyani dan Mendagri Pak Tito Karnavian juga kita dorong bersama-sama para Pj. Gubernur dan Bupati/Walikota untuk mengoptimalkan APBD. Karena pangan ini kan salah satu komponen yang berpengaruh signifikan terhadap stabilitas inflasi,” jelas Arief.
Selain itu, Arief mengatakan, melalui dana dekonsentrasi yang dialokasikan di Badan Pangan Nasional, Pemda provinsi dan kabupaten/kota terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah.
Hingga saat ini, total kegiatan GPM menyasar hingga 1.133 lokasi dengan rincian 257 lokasi di 35 provinsi dan 876 lokasi di 332 kabupaten/kota.
Arief menyebut, GPM Serentak Nasional menggunakan anggaran pusat dan dana dekonsentrasi dari NFA yang diperuntukkan ke seluruh daerah.
Bapanas berharap, semua Kepala Dinas yang menangani urusan pangan dapat mengoptimalkan pemanfaatan anggaran dekonsentrasi tersebut. Hal itu untuk mendukung kegiatan stabilisasi pasokan dan harga pangan serta pengendalian inflasi di wilayahnya.
Baca Juga: Harga Beras Masih Jadi Soal untuk Pergerakan Inflasi Oktober 2023
"Mengingat saat ini sudah mulai memasuki akhir tahun," kata Arief.
Saat ini pasokan cabai rawit merah ke Pasar Induk Kramat Jati mengalami penurunan sekitar 6 % karena sumber panen di daerah sentra produksi mengalami penurunan.
Namun pasokan ke Pasar tersebut masih relatif normal di kisaran 30 ton per hari. Untuk menopang stabilitas pasokan dan harga cabai di Pasar Induk, Badan Pangan Nasional juga melakukan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dari daerah surplus ke daerah defisit.
Deputi 1 Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa menambahkan, pihaknya akan segera menambah pasokan ke Pasar Induk Kramat Jati melalui skema FDP dengan bersinergi dengan Kementerian Pertanian dan para gapoktan cabai di wilayah Jabar, Jateng, dan NTB.
"Kami sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Kementan dan para gapoktan champion cabai untuk terus memasok ke pasar, hari ini akan segera dipasok 3 hingga 5,5 ton," ujar Ketut.
Sebelumnya, Ketua Asosiasi agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid mengatakan kenaikan ini terjadi karena menurunnya pasokan cabai dari petani yang disebabkan oleh penyakit dan kemarau ekstrem.
Abdul memprediksi kenaikan masih akan terjadi sampai dengan akhir tahun mendatang mengingat adanya momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024. Sementara panen pada bulan Desember mendatang hanya mencapai 30% saja.
Dari data Panel Harga Pangan NFA 30 Oktober 2023, harga rata-rata nasional cabai rawit merah (CRM) di tingkat produsen sebesar Rp 50.310/kg. Masih di atas HAP sebesar Rp. 25.000 per kg – Rp. 31.500 per kg.
Harga tertinggi di Sulawesi Utara Rp 72.500/kg dan terendah di Sulawesi Selatan Rp 25.400/kg. Sementara itu, di tingkat konsumen di tingkat konsumen harga rata-rata nasional CRM Rp 51.872/kg, masih berada di atas HAP sebesar Rp 40.000 – Rp.57.000 per kg.
Harga tertinggi di Maluku Rp 93.419/kg dan terendah di NTT Rp 43.000/kg.
Selain itu, Bapanas juga tengah membangun stabilitas pasokan dan harga pangan melalui penguatan sarana dan prasarana penyimpanan seperti cold storage.
Pada 28 Oktober 2023, Bapanas telah meresmikan fasilitas gudang penyimpanan (cold storage) di Pelabuhan Roro Dompak, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
Pembangunan fasilitas rantai dingin ini ditujukan untuk mendukung gerakan tanam cabai yang dilakukan di Kep. Riau sehingga produk hasil panen dapat disimpan hingga sekitar tiga bulan.
Fasilitas sejenis juga telah dibangun di beberapa wilayah yaitu Aceh, Sumatera Barat, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News