kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,47   -2,07   -0.23%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga beras di Indonesia termahal di Asia, apa penyebabnya?


Kamis, 18 Februari 2021 / 04:36 WIB
Harga beras di Indonesia termahal di Asia, apa penyebabnya?
ILUSTRASI. Biaya produksi beras Indonesia menjadi yang termahal di Asia, meski secara produksi lebih tinggi dari negara-negara produsen beras lainnya. Tribunnews/Jeprima


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya produksi beras Indonesia menjadi yang termahal di Asia, meski secara produksi lebih tinggi dari negara-negara produsen beras lainnya. 

Menurut Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria, tingginya biaya produksi pun membuat harga beras Indonesia menjadi lebih mahal dari negara-negara di Asia. 

Arif menjelaskan, produktivitas beras Indonesia berkisar 5,13-5,24 ton per hektar, sedikit lebih rendah dari Vietnam yang mencapai 5,82 ton per hektar. 

Namun, tetap lebih tinggi dari produktivitas beras Malaysia yang sebesar 4,08 ton per hektar, Filipina sebesar 3,97 ton per hektar, dan Thailand sebesar 3,09 ton per hektar. 

Baca Juga: Pedagang pasar tradisional sebut harga cabai masih belum terkendali

"Tapi dari biaya produksi beras, Indonesia itu lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain," ujar Arif dalam webinar yang digelar Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rabu (17/2/2021). 

Dia mengatakan, berdasarkan perbandingan struktur biaya produksi beras di Asia, Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan Filipina, China, India, Thailand, dan Vietnam. 

Baca Juga: Terganjal Distribusi, Harga Pangan Masih Tinggi

Arif bilang, komponen termahal dari produksi beras domestik adalah biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja. Di samping pula, harga pupuk Indonesia yang hanya lebih murah dari India. 

"Jadi memang agak ironis, ternyata faktor sumber daya manusia kita lebih mahal dibandingkan Thailand, Vietnam, India, Filipina, dan China," imbuhnya. 

Sejalan dengan biaya produksi yang tinggi, harga beras produksi Indonesia menjadi lebih mahal dari negara lainnya, seperti Thailand dan Vietnam. 

Pada 2019 rata-rata harga beras internasional Thailand sebesar Rp 5.898 per kilogram dan Vietnam sebesar Rp 5.090 per kilogram, jauh lebih rendah dari harga beras Indonesia yang sebesar Rp 11.355 per kilogram. 

Baca Juga: Stok jelang Ramadan, Mentan: Kita kekurangan 200 ribu ton daging

Menurut dia, persoalan tersebut masih menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia, khususnya pemerintah. Sebab, selain membuat harga beras mahal, biaya produksi yang tinggi turut membuat Indonesia tak berdaya saing dalam industri beras dan rawan akan impor. 

"Jadi memang kita tahu bahwa biaya kita relatif tinggi dibandingkan negara-negara lain, ini satu agenda yang harus kita segera atasi," pungkas Arif.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penyebab Harga Beras Indonesia Lebih Mahal dari Negara Lain"
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Erlangga Djumena

Selanjutnya: Bulog: Impor daging kerbau dari India akan dilakukan secara bertahap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×