kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Hampir 1 Juta Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Rp 170 Triliun Devisa Menguap


Rabu, 14 Juni 2023 / 16:03 WIB
Hampir 1 Juta Orang Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Rp 170 Triliun Devisa Menguap
Presiden Joko Widodo meresmikan Tzu Chi Hospital di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan hampir 1 juta orang Indonesia pergi berobat ke luar negeri setiap tahunnya. Hal tersebut berimbas pada hilangnya devisa negara.

Jokowi mengatakan, dengan jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri tersebut, ada sekitar Rp 170 triliun devisa lari ke negara lain.

"Kita kehilangan devisa karena bayarnya ke luar negeri, kehilangan devisa US$ 11,5 miliar, (sekitar) Rp 170 triliun hilang gara-gara berobat ke luar negeri," kata Jokowi dalam keterangan tertulis, Rabu (14/6).

Baca Juga: Jadi Pahlawan Devisa, Industri Otomotif Nasional Gencar Dobrak Pasar Ekspor

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa kualitas dokter-dokter di Indonesia tidak kalah baik dengan dokter di luar negeri. Namun, Presiden mengakui bahwa dari sisi peralatan, rumah sakit di luar negeri masih lebih baik.

Menurutnya, masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri itu 60% berasal dari Jakarta, 15% dari Surabaya, dan sisanya dari kota-kota lain seperti Medan dan Batam. Dari jumlah tersebut, yang paling banyak dicari yaitu pengobatan kanker atau onkologi, ortopedi, gigi, hingga bedah kecantikan.

"Onkologi, kanker, ini ke luar negeri karena di sini dianggap mungkin peralatannya kurang baik. Ortopedi, ini tulang, sendi, otot. Gigi, urusan gigi saja ke luar negeri, dan ini ibu-ibu yang paling banyak, kecantikan dan bedah estetika, berarti ini operasi plastik banyak yang ke luar negeri," jelasnya.

Oleh karenanya, kehadiran rumah sakit canggih dan modern, lanjutnya, diharapkan dapat mengurangi jumlah masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Ia menyebut seperti hadirnya Rumah Sakit (RS) Tzu Chi Hospital yang berlokasi di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.

Baca Juga: Gubernur BI Bertandang ke Rupiah Sea Garden

"Rp 170 triliun ilang gara-gara berobat ke luar negeri. sekarang stop. Sekarang pergi saja ke Tzu Chi Hospital. Masa sakit harus ke Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang. Dokter kita ngga kalah pinternya dengan mereka," ujarnya.

Ia mengapresiasi pembangunan rumah sakit yang dinilainya memiliki peralatan yang modern dan canggih.

"Saya sangat menghargai pembangunan rumah sakit ini, rumah sakit dengan kapasitas 576 kamar, dengan sarana dan prasarana, peralatan rumah sakit yang begitu sangat canggih," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi menyempatkan berkeliling rumah sakit tersebut untuk meninjau sejumlah fasilitas dan peralatan canggih yang tersedia.

Peralatan tersebut antara lain Advanced 4D Cardiac MRI 3 Tesla, 4D CT-Scan 512 Slices, 3D Mamografi, rehabilitasi robotik, Elekta Linac Versa HD, PET/CT dan SPEC/CT, serta kamar operasi _hybrid_ yang dilengkapi dengan CT-Scan dan Robotic C-Arm sehingga mempermudah jalannya operasi dan meningkatkan keselamatan pasien.

Baca Juga: Akhir 2023, Cadangan Devisa Indonesia Berpotensi Tembus US$ 155 Miliar

Direktur Utama Rumah Sakit Tzu Chi Hospital, Gunawan Susanto, menjelaskan bahwa RS Tzu Chi Hospital memiliki lima unggulan.

"Yakni pelayanan sumsum tulang, pelayanan paliatif, pelayanan untuk kanker, pelayanan ibu dan anak, dan pelayanan penyakit stroke," kata Gunawan.

Selain itu, RS juga menyediakan fasilitas layanan satu atap (one stop service) untuk memudahkan pasien dan keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×