Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan tarif terhadap berbagai negara, yang dinilai berisiko memicu perlambatan ekonomi global.
Kebijakan ini dapat menciptakan hambatan perdagangan, memperlambat arus ekspor-impor, serta menaikkan harga barang di banyak negara, termasuk Indonesia.
Untuk menghadapi tantangan ini, pemerintah perlu mengambil langkah strategis guna menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Baca Juga: Waspada Perdagangan dan Ekonomi Merosot Imbas Kebijakan Tarif Trump
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, menekankan pentingnya peningkatan belanja pemerintah dari tingkat pusat hingga daerah.
Langkah ini diperlukan untuk menciptakan permintaan terhadap lapangan kerja serta mendorong konsumsi masyarakat. Dengan demikian, daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.
Selain itu, penguatan mekanisme bantuan sosial perlu dilakukan sebagai strategi jangka pendek untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama kelas menengah yang memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas sosial dan ekonomi nasional.
Dalam menghadapi dampak negatif dari kebijakan proteksionis global, pemerintah perlu mempercepat hilirisasi industri, khususnya pada sektor komoditas unggulan seperti batu bara dan kelapa sawit.
Baca Juga: Pengusaha Buka Suara Soal Kenaikan Tarif Trump: Timbulkan Kekhawatiran
Dengan meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, Indonesia dapat memperkuat ketahanan industri serta mengurangi ketergantungan terhadap pasar global yang rentan terhadap ketidakpastian.
Ekonom Universitas Andalas, Syafruddin Karimi, menekankan pentingnya perlindungan terhadap kelas menengah di tengah tekanan ekonomi yang meningkat.